Minggu, 20 September 2015

PUISI : Cantik Maju Cantik Mundur



Cantik
Karya : Sri Setiyo Astuti

Maju cantik, mundur cantik, cantik, cantik
Cantik, cantik, dari hatimu
Cantik, cantik, dari parasmu

Cantik, cantik, katanya aku cantik
Semuda dulu mereka bilang aku cantik
Setua begini mereka masih bilang aku cantik
Gurat-gurat ketuaannku terlihat jelas

Aku bangga, aku masih bangga
Tetapi benarkah aku cantik?
“Mirror, mirror on the wall, benarkah aku cantik?”
Katanya memang aku cantik.
Apakah polahku juga cantik?
Kata mereka aku memang cantik.

Sampang Bahari, 17 April 2015

 

PUISI : REINKARNASI 5 April 2015



Reinkarnasi
Karya : Sri Setiyo Astuti

Lima puluh tahun silam
Dia ada si buruk rupa
Dengan segala rupa baik tingkah lakunya
Zaman dinosaurus-brontosaurus berkuasa
Hewan-hewan purba menapaki dunia

Lima hari silam
Dia ada si cantik rupa
Dengan segala rupa buruk tingkah polahnya
Zaman internet mendekatkan yang jauh
Menampakkan yang tidak tampak

Lima puluh tahun lagi
Pasti dia ada si cantik atau si buruk rupa.
Dengan segala rupa baik dan buruk tingkah polahnya
Zaman mobil terbang membawa manusia dari kesulitan
Akhirnya, memang tidak ada manusia yang berlari-berjalan

PUISI : Hari Ini Dua Puluh Satu Tahun yang Lalu



Hari Ini Dua Puluh Satu Tahun yang Lalu
Karya : Sri Setiyo Astuti

Ruang sisi batin masih terasa belia
Rerumputan disusurinya dengan penuh kegembiraan
Berjalan, di sela-sela senyuman yang mengembang

Namun belum seperti ini
Kedewasaan belum ada di dalam jiwa
Kesabaran belum tertanam di dalam batin

Di saat cinta mulai tumbuh
Berjumpa dengannya adalah anugrah terindah
Mendengar namanya adalah bintang-bintang bersinar
Bila malam tiba, selalu rindukan pagi
Bila pagi tiba, selalu rindukan jumpa
Bila sudah berjumpa, selalu ingin terus di sisinya
Begitu berlalu seiring waktu
Kerut-kerut di kulit mulai terlihat
Hati masih terasa belia
Senyuman tidak pernah memudar
Seiring dengan kesabaran dan kedewasaan berpagut di 17 April 2015

PUISI : TELAH



Telah
Karya : Sri Setiyo Astuti
Punya sahabat dalam suka
Punya sahabat dalam duka
Punya sahabat dalam cita
seperti itulah kedekatannya

Ada orang berkata
“Aku ingin kembali ke masa lalu”
Ketika gletser mencair
Ketika dinosaurus masih bersuara
Ketika hutan-hutan masih rindang
Ketika lautan masih sebening kaca
Ketika daratan tidak ada jalan setapak
Ketika otak masih sederhana
Ketika manusia masih berjalan merunduk
Ketika tarian magis menggoyang mayapada
semua masih mendarah dan mendaging seperti sayap dan burung

Tapi itu dulu
Zaman nyanyian rimba masih berdengung
Kini hanya sedikit hamba-hamba sahaya rindukan nyanyian
Kini hanya sedikit hamba-hamba sahaya rindukan tarian
Kini hanya sedikit hamba-hamba sahaya
rindukan tradisi yang menjunjung langit
ramaikan tradisi yang menginjak bumi
di sana senang, di sini senang,
dan mengikrarkan aku cinta padamu.
                                                                                    Sampang Bahari, 15-17 April 2015
                                                                                    ditulis untuk lomba etnika fest 2015

KARYA ILMIAHKU: MAKALAH "BAPAK TULUS"

  MAKALAH BAHASA INDONESIA MENGEMBANGKAN APRESIASI PROSA BERTEMA KEHIDUPAN     Disusun oleh: Nama                               ...