Selasa, 13 Desember 2022

ANALISIS NOVEL SISWA SMAGA KARYA ANGKATAN 2022-2023

 

Analisis Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata

Oleh Akinda Fairisy Shifa Ch. 

 


A.    Sinopsis / Ringkasan Cerita

 

Lakar Pelangi adalah julukan yang diberikan Bu Mus pada 10 anak pengagum pelangi yang di ajarnya di sebuah Sekolah MUHAMMADIYAH.

Novel ini bercerita tentang perjuangan 10 anak: Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani,dan  Harun  yang semuanya berasal dari keluarga miskin di daerah Belitung Timur untuk mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah yang kala itu hampir ditutup oleh pemerintah karena kekurangan murid, tapi untungnya datang seorang anak keterbelakangan yang bernama Harun. Dari situlah perjalanan mereka yang penuh keseruan dimulai.

Kita akan di bawa menyusuri kisah nyata yang diberi bumbu imajinasi mulai kelas 1 SD sampai Kelas 3 SMP dan dibawa lagi untuk melompati waktu tepatnya  12 tahun kemudian. Di kisah ini kita akan di ajak untuk mengenal Ikal yang  tertarik dengan sastra, Harun yang murah senyum, Trapani yang rupawan, Syahdan yang  lilipu, Kucai yang sok gengsi, Sahara yang ketus, A Kiong yang polos, Borek —yaitu Samson—yang duduk seperti patung Ganesha, Lintang yang ternyata telah ditakdirkan Tuhan untuk ditunangkan dengan ilmu, dan Mahar yang laksana area 51 di gurun Nevada: misterius!

 

B.     Unsur Intrinsik

 

1.      Tema: strata sosial ekonomi dan hubungannya dengan pendidikan.

 

2.      Tokoh dan penokohan

 

ü  Ikal: tokoh 'aku' dalam cerita Laskar Pelangi, selalu jadi peringkat kedua sejak semester ganjil kelas 1 SD, dan berminat pada sastra. Cinta pertamanya adalah A Ling (sepupu A Kiong) yang ditemuinya pertama kali saat mengambil kapur di toko Sinar Harapan, sayang mereka akhirnya dipisahkan jarak karena A Ling harus pergi ke Jakarta menemani bibinya.

 

ü  Lintang: Anak nelayan miskin di pesisir pulau Belitung yang pulang pergi harus menghadapi banyak rintangan, mulai dari menempuh jarak 80 KM, tak jarang bertemu buaya belasan meter, serta kemungkinan lain seperti cuaca buruk, rantai sepeda yang putus, serta ban sepedanya yang kadang bocor. Anak sulung dari 6 bersaudara inilah jenius sesungguhnya yang selama ini bersemayam di bawah atap reyot SD Muhammadiyah yang hampir ditutup.

 

ü  Mahar: Seniman misterius yang sangat imajinatif dan tidak logis tapi serba bisa; mulai dari bernyanyi, melukis, menulis puisi, menjadi sutradara teater mini, menjadi penata artistik karnival, bergabung dengan grup rebana masjid, mengakali TV pak RT agar bisa ditonton puluhan orang sekaligus, membentuk band “Republik Dangdut” bersama teman-temannya, hingga melatih keranya agar bersikap seperti instruktur dalam sirkus dan dialah yang menjadi ‘monyetnya’.

 

ü  Kucai: si ketua kelas legendaris yang lemotnya minta ampun tapi memiliki jaringan network yang sangat luas, dia menderita miopia dan pandangan matanya melenceng 20 derajat. Selain itu Kucai juga punya sifat optimis, populis, oportunis, bermulut besar, banyak teori, dam sok tahu (cocok untuk menjadi politikus kata Ikal).

 

 

ü  A Kiong: seorang keturunan Tionghoa kebun yang malah senyum-senyum saat disuruh memperkenalkan diri di hari pertamanya masuk SD. Penampilannya hancur, tapi hatinya baik luar biasa, ia penolong dan ramah (kecuali pada sahara). A Kiong juga merupakan pengikut setia Mahar yang sangat percaya pada tiap-tiap bualan yang keluar dari mulut Mahar, mulai dari kisah horor tanah Belitung, Mitos-mitos kondang, sampai adanya Alien yang mereka percaya akan menaklukkan Bumi suatu saat nanti.

 

ü  Sahara: satu-satunya perempuan dalam kelas mereka sekaligus musuh bebuyutan A Kiong, Sahara pernah dengan sengaja menumpahkan air minum A Kiong pada hari pertama mereka masuk SD.Ia  adalah muslimah taat yang punya sifat keras kepala, tempramental,pantang berbohong, skeptis, susah diyakinkan, tidak mudah di buat terkesan (sangat berkebalikan dengan A kiong), tapi pintar dan perhatian serta sangat sabar menghadap Harun yang selalu bercerita tentang kucingnya yang belang tiga baru saja melahirkan tiga ekor anak yang semuanya juga belang tiga pada tanggal tiga kemarin.

 

ü  Borek: Si Samson yang awalnya hanya murid biasa yang kelakuan dan prestasi sekolahnya juga biasa-biasa saja, sampai suatu hari dia tanpa sengaja menemukan sebuah kaleng bekas minyak bergambar pria tinggi, besar, dan berotot, sejak saat itu orientasi hidupnya berubah 180 derajat. Ia jadi terobsesi  ingin membentuk tubuhnya seperti pria pada gambar  tersebut. Ikal juga pernah menjadi korban obsesi nya itu, ketika Borek menawarkan alat aneh untuk memperbesar otot dada secara instan; bola tenis yang di belah dua dengan prinsip kerja seperti alat bekam(setelah itu Ikal sangat menyesali keputusannya memepercayai Borek).

 

ü  Trapani: anak paling tampan di kelas mereka yang namanya diambil dari sebuah nama kota  di Sisilia, ia rapi sekaligus perfeksionis, tidak banyak bicara,otaknya lumayan dan bau tubuhnya harum. Tapi tak jarang taman-temannya kesal padanya karena ia yang terlalu ‘anak mama’  misanya saat mereka ingn menyangkutkan sepeda Pak Fahimi ke dahan pohon, Trapani masih minta izin dulu pada ibunya.

 

ü  Syahdan: anak dengan pembawaan ceria yang  punya kerja sampingan sebagai tukang dempul perahu dan sama sekali tidak punya sense of fashion. Syahdan adalah satu-satunya anak yang paling suka jika di suruh membeli kapur ke pasar atau menyiram tanaman(meski harus ke sumur tua seram) demi bisa membolos jam pelajaran, Selebihnya tak ada yang terlalu istimewa tentang si Syahdan ini.

 

ü  Harun: anak dengan keterbelakangan mental yang tanpa sengaja menyelamatkan sekolah mereka yang akan ditutup orang-orang dinas. Harun suka mengunyah permen asam jawa, dan akan terus tersenyum tiap kali Bu Mus menjelaskan pelajaran, ia pernah menyetorkan tiga botol kecap bekas untuk tugas kesenian, dan pernah di sogok hampirsetengah kilo permen asam jawa untuk melepas jabatannya sebagai drummer dan menerima jabatan baru yaitu tukang pikul drum kemanapun mereka akan manggung.

 

ü  Bu Mus: wanita dengan nama lengkap N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid ini adalah seorang wanita perkasa yang mengabdikan hidupnya pada sekolah SD Muhammadiyah selama 6 tahun walau hanya di upah 15 kilo beras tiap bulannya. Beliau wanita yang begitu sabar, misalnya saat menjawab pertanyaan Harun tentang  kapan libur lebaran yang dia tanyakan berulang-ulang, puluhan kali,sepanjang tahun.

 

ü  Pak Harfan: Kepala Sekolah SD Muhammadiyah yang merupakan paman dari Bu Mus, penampilannya agak mirip beruang madu yang membuat anak-anak takut saat pertama kali bertemu dengan beliau.  Kumisnya tebal, cabangnya tersambung pada jenggot lebat berwarna kecoklatan yang kusam dan beruban.

 

 

3.      Alur / plot:

 

Alur yang digunakan dalam novel Laskar Pelangi adalah alur campuran, hal ini dapat dilihat ketika tokoh Ikal sebagai  'aku' kadang menceritakan masa depan dan kadang kala kembali ke masa lalu.

 

                   4. Latar:

            a. Latar tempat:

                     Latar tempat cerita ini adalah SD Muhammadiyah di Desa Gantung, Kabupaten gantung, Belitung Timur. Ada pula latar tempat seperti rumah, belakang sekolah, pohon fillicium, pasar, pantai pangkalan punai, dll.

b. Latar waktu:

Latar waktu dari cerita ini adalah tahun 1974.

c. Latar suasana:

Menyenangkan, mengharukan, dan menegangkan.

5.      Sudut pandang:

 

Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama yaitu ikal sebagai pencerita atau pelaku utama.

6.Amanat:

·         Jangan menyerah meski banyak rintangan menghadang.

·         Gantunglah cita-cita setinggi langit.

·         Kita tidak pernah tau nasib seseorang, tapi kita harus berusaha dan melakuakan yang terbaik untuk kehidupan kita

 

 

C.     Nilai-Nilai

 

·         Nilai pendidikan

Bukti:Lintang menatap mata ayahnya dalam-dalam, rasa ngilu menyelinap dalam hatinya yang masih belia, rasa ngilu yang mengikrarkan nazar aku harus jadi manusia pintar, karena Lintang tahu jawaban itu bukan datang dari ayahnya.

 

·         Nilai agama

Bukti: Shalatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih banyak,” demikian Bu Mus selalu menasihati kami.

 

·         Nilai sosial

Bukti: selama enam tahun di SD Muhammadiyah, beliau sendiri yang mengajar semua mata pelajaran.

 

·         Nilai moral

Bukti: Ia sangat berbakti kepada orangtua, khususnya ibunya.

 

·         Nilai budaya

Bukti:Di dalam tarak, dua buah karet ditumpuk kemudian dipukul dengan telapak tangan. Buah yang tak pecah adalah pemenangnya

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA ILMIAHKU: MAKALAH "BAPAK TULUS"

  MAKALAH BAHASA INDONESIA MENGEMBANGKAN APRESIASI PROSA BERTEMA KEHIDUPAN     Disusun oleh: Nama                               ...