Oleh Akinda Fairisy Shifa Ch.
A. Sinopsis
/ Ringkasan Cerita
Lakar
Pelangi adalah julukan yang diberikan Bu Mus pada 10 anak pengagum pelangi yang
di ajarnya di sebuah Sekolah MUHAMMADIYAH.
Novel
ini bercerita tentang perjuangan 10 anak: Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A
Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani,dan Harun
yang semuanya berasal dari keluarga miskin di daerah Belitung Timur
untuk mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah yang kala itu hampir ditutup oleh
pemerintah karena kekurangan murid, tapi untungnya datang seorang anak
keterbelakangan yang bernama Harun. Dari situlah perjalanan mereka yang penuh
keseruan dimulai.
Kita
akan di bawa menyusuri kisah nyata yang diberi bumbu imajinasi mulai kelas 1 SD
sampai Kelas 3 SMP dan dibawa lagi untuk melompati waktu tepatnya 12 tahun kemudian. Di kisah ini kita akan di
ajak untuk mengenal Ikal yang tertarik
dengan sastra, Harun yang murah senyum, Trapani yang rupawan, Syahdan yang lilipu, Kucai yang sok gengsi, Sahara yang
ketus, A Kiong yang polos, Borek —yaitu Samson—yang duduk seperti patung
Ganesha, Lintang yang ternyata telah ditakdirkan Tuhan untuk ditunangkan dengan
ilmu, dan Mahar yang laksana area 51 di gurun Nevada: misterius!
B. Unsur
Intrinsik
1. Tema:
strata sosial ekonomi dan hubungannya dengan pendidikan.
2. Tokoh
dan penokohan
ü Ikal:
tokoh 'aku' dalam cerita Laskar Pelangi, selalu jadi peringkat kedua sejak
semester ganjil kelas 1 SD, dan berminat pada sastra. Cinta pertamanya adalah A
Ling (sepupu A Kiong) yang ditemuinya pertama kali saat mengambil kapur di toko
Sinar Harapan, sayang mereka akhirnya dipisahkan jarak karena A Ling harus pergi
ke Jakarta menemani bibinya.
ü Lintang:
Anak nelayan miskin di pesisir pulau Belitung yang pulang pergi harus menghadapi
banyak rintangan, mulai dari menempuh jarak 80 KM, tak jarang bertemu buaya
belasan meter, serta kemungkinan lain seperti cuaca buruk, rantai sepeda yang
putus, serta ban sepedanya yang kadang bocor. Anak sulung dari 6 bersaudara
inilah jenius sesungguhnya yang selama ini bersemayam di bawah atap reyot SD
Muhammadiyah yang hampir ditutup.
ü Mahar:
Seniman misterius yang sangat imajinatif dan tidak logis tapi serba bisa; mulai
dari bernyanyi, melukis, menulis puisi, menjadi sutradara teater mini, menjadi
penata artistik karnival, bergabung dengan grup rebana masjid, mengakali TV pak
RT agar bisa ditonton puluhan orang sekaligus, membentuk band “Republik
Dangdut” bersama teman-temannya, hingga melatih keranya agar bersikap seperti
instruktur dalam sirkus dan dialah yang menjadi ‘monyetnya’.
ü Kucai:
si ketua kelas legendaris yang lemotnya minta ampun tapi memiliki jaringan network yang sangat luas, dia menderita
miopia dan pandangan matanya melenceng 20 derajat. Selain itu Kucai juga punya
sifat optimis, populis, oportunis, bermulut besar, banyak teori, dam sok tahu
(cocok untuk menjadi politikus kata Ikal).
ü A
Kiong: seorang keturunan Tionghoa kebun yang malah senyum-senyum saat disuruh
memperkenalkan diri di hari pertamanya masuk SD. Penampilannya hancur, tapi
hatinya baik luar biasa, ia penolong dan ramah (kecuali pada sahara). A Kiong
juga merupakan pengikut setia Mahar yang sangat percaya pada tiap-tiap bualan
yang keluar dari mulut Mahar, mulai dari kisah horor tanah Belitung,
Mitos-mitos kondang, sampai adanya Alien yang mereka percaya akan menaklukkan
Bumi suatu saat nanti.
ü Sahara:
satu-satunya perempuan dalam kelas mereka sekaligus musuh bebuyutan A Kiong,
Sahara pernah dengan sengaja menumpahkan air minum A Kiong pada hari pertama
mereka masuk SD.Ia adalah muslimah taat
yang punya sifat keras kepala, tempramental,pantang berbohong, skeptis, susah
diyakinkan, tidak mudah di buat terkesan (sangat berkebalikan dengan A kiong),
tapi pintar dan perhatian serta sangat sabar menghadap Harun yang selalu
bercerita tentang kucingnya yang belang tiga baru saja melahirkan tiga ekor
anak yang semuanya juga belang tiga pada tanggal tiga kemarin.
ü Borek:
Si Samson yang awalnya hanya murid biasa yang kelakuan dan prestasi sekolahnya
juga biasa-biasa saja, sampai suatu hari dia tanpa sengaja menemukan sebuah
kaleng bekas minyak bergambar pria tinggi, besar, dan berotot, sejak saat itu
orientasi hidupnya berubah 180 derajat. Ia jadi terobsesi ingin membentuk tubuhnya seperti pria pada
gambar tersebut. Ikal juga pernah
menjadi korban obsesi nya itu, ketika Borek menawarkan alat aneh untuk
memperbesar otot dada secara instan; bola tenis yang di belah dua dengan
prinsip kerja seperti alat bekam(setelah itu Ikal sangat menyesali keputusannya
memepercayai Borek).
ü Trapani:
anak paling tampan di kelas mereka yang namanya diambil dari sebuah nama
kota di Sisilia, ia rapi sekaligus
perfeksionis, tidak banyak bicara,otaknya lumayan dan bau tubuhnya harum. Tapi
tak jarang taman-temannya kesal padanya karena ia yang terlalu ‘anak mama’ misanya saat mereka ingn menyangkutkan sepeda
Pak Fahimi ke dahan pohon, Trapani masih minta izin dulu pada ibunya.
ü Syahdan:
anak dengan pembawaan ceria yang punya
kerja sampingan sebagai tukang dempul perahu dan sama sekali tidak punya sense of fashion. Syahdan adalah
satu-satunya anak yang paling suka jika di suruh membeli kapur ke pasar atau
menyiram tanaman(meski harus ke sumur tua seram) demi bisa membolos jam
pelajaran, Selebihnya tak ada yang terlalu istimewa tentang si Syahdan ini.
ü Harun:
anak dengan keterbelakangan mental yang tanpa sengaja menyelamatkan sekolah mereka
yang akan ditutup orang-orang dinas. Harun suka mengunyah permen asam jawa, dan
akan terus tersenyum tiap kali Bu Mus menjelaskan pelajaran, ia pernah
menyetorkan tiga botol kecap bekas untuk tugas kesenian, dan pernah di sogok
hampirsetengah kilo permen asam jawa untuk melepas jabatannya sebagai drummer
dan menerima jabatan baru yaitu tukang pikul drum kemanapun mereka akan
manggung.
ü Bu
Mus: wanita dengan nama lengkap N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul
Hamid ini adalah seorang wanita perkasa yang mengabdikan hidupnya pada sekolah
SD Muhammadiyah selama 6 tahun walau hanya di upah 15 kilo beras tiap bulannya.
Beliau wanita yang begitu sabar, misalnya saat menjawab pertanyaan Harun
tentang kapan libur lebaran yang dia
tanyakan berulang-ulang, puluhan kali,sepanjang tahun.
ü Pak
Harfan: Kepala Sekolah SD Muhammadiyah yang merupakan paman dari Bu Mus,
penampilannya agak mirip beruang madu yang membuat anak-anak takut saat pertama
kali bertemu dengan beliau. Kumisnya
tebal, cabangnya tersambung pada jenggot lebat berwarna kecoklatan yang kusam
dan beruban.
3. Alur
/ plot:
Alur yang
digunakan dalam novel Laskar Pelangi adalah alur campuran, hal ini dapat
dilihat ketika tokoh Ikal sebagai 'aku'
kadang menceritakan masa depan dan kadang kala kembali ke masa lalu.
4. Latar:
a. Latar tempat:
Latar tempat cerita ini adalah SD Muhammadiyah
di Desa Gantung, Kabupaten gantung, Belitung Timur. Ada pula latar tempat
seperti rumah, belakang sekolah, pohon fillicium,
pasar, pantai pangkalan punai, dll.
b.
Latar waktu:
Latar
waktu dari cerita ini adalah tahun 1974.
c.
Latar suasana:
Menyenangkan,
mengharukan, dan menegangkan.
5. Sudut
pandang:
Sudut pandang yang digunakan adalah
sudut pandang orang pertama yaitu ikal sebagai pencerita atau pelaku utama.
6.Amanat:
·
Jangan menyerah meski
banyak rintangan menghadang.
·
Gantunglah cita-cita
setinggi langit.
·
Kita tidak pernah tau
nasib seseorang, tapi kita harus berusaha dan melakuakan yang terbaik untuk
kehidupan kita
C.
Nilai-Nilai
·
Nilai pendidikan
Bukti:Lintang menatap mata ayahnya
dalam-dalam, rasa ngilu menyelinap dalam hatinya yang masih belia, rasa ngilu
yang mengikrarkan nazar aku harus jadi manusia pintar, karena Lintang tahu
jawaban itu bukan datang dari ayahnya.
·
Nilai agama
Bukti: Shalatlah tepat waktu, biar dapat
pahala lebih banyak,” demikian Bu Mus selalu menasihati kami.
·
Nilai sosial
Bukti: selama enam tahun di SD
Muhammadiyah, beliau sendiri yang mengajar semua mata pelajaran.
·
Nilai moral
Bukti: Ia sangat berbakti kepada
orangtua, khususnya ibunya.
·
Nilai budaya
Bukti:Di dalam tarak, dua buah karet
ditumpuk kemudian dipukul dengan telapak tangan. Buah yang tak pecah adalah
pemenangnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar