Nurani guru, Pelatihan Kurikulum 2013 P4TK BOE Malang (Mapel Bahasa Indonesia), dan Belajar Menjadi Guru Teladan
1. Pelatihan K13 yang berlangsung tanggal 16 s.d. 20 Juni 2013 di SMA Negeri 1 Sampang sangat berkesan. Penulis semakin dan semakin mengerti.
2. Pelatihan demi pelatihan yang pernah diikuti penulis selama ini mempunyai kenangan masing-masing. Akan tetapi, pelatihan K13 kali ini tidak seperti yang diikuti di daerah/lokal Sampang. Mulai dari keketatan absensi selama pelatihan karena semua bersistem on line sampai dengan tugas-tugas yang dikumpulkan. Pemberian materi lebih mendetail. Hal membuat penulis khususnya semakin termotivasi untuk melaksanakan K13 di sekolah.
3. Sayangnya, ada oknum-oknum guru yang tidak bertanggung jawab. Mereka hanya datang di awal (hari pertama, red) dan datang kembali ketika post test. Jangan salahkan siswa-siswanya kelak bila memiliki tabiat seperti gurunya, naudzubillah...Selain itu, ada oknum-oknum guru yang tidak berdisiplin, datangnya terlambat, mungkin sekitarsatu atau dua jam.Guru...guru... Daerah pedalaman tempat kau mengajar membutuhkan guru yang dapat digugu dan ditiru. Jika gurunya seperti itu, bagaimana para siswanya?
Tidak dipungkiri, penulis juga pernah terlambat dua kali, dua hari, tetapi penulis telah izin kepada instruktur. Itu pun karena masih membimbing siswa yang mengikuti lomba KTI tingkat propinsi di UB Malang, yang harus segera mengirimkan KTI-nya tanggal 21 Juni 2014.
4. Hal di ataslah yang membuat iri pegawai non-guru atau orang awam menganggap guru itu begitulah tabiatnya. Di gaji besar, mendapatkan sertifikasi tetapi begitulah...Mereka itu hanya sebagian besar. Sebagian besar yang lain, insyaalloh bukan begitu. Betapa berat memegang amanah sebagai guru profesional. Tagihannya nanti ketika di akhirat. Takutttttt dan sungguh ironis!
5. Penulis kadang-kadang bertanya? Pegawai non-guru dan awam selalu mengatakan nyaman daddi guru gajinya besar, bla bla bla bla. Mereka tidak melihat, di balik itu ada tugas berat untuk memandaikan anak bangsa. Penulis sebagai guru, sering sakit hati dikatakan begitu. Padahal, penulis sendiri,seringkali pulang sore, atau di hari libur tidak libur karena harus membimbing siswa dalam ekstrakurikuler maupun lomba-lomba KTI. Penulis harus bolak-balik pulang pukul 14.00 dan kembali 15.30 untuk bergabung bersama siswa untuk berkegiatan. Kalau pun mereka menganggap guru itu nyaman, bukankah itu generalisasi yang salah? Apalagi kalau hanya dianggap riya. Bagi penulis, buat apa riya, kok mencari sarah. Mon tero riya tak usah sarah alakoh! Di depan orang, kita dapat memperlihatkan kalau kita kerja. Itu kan riya itu?
6. Kembali ke niat semula! Pelatihan K13 kali ini, mungkin dianggap tidak adil bagi guru yang rajin, selalu mengarjakan tugas-tugas pelatihan, presensinya bagus pula eee kok hanya cukup. Ternyata nilai post test jeblok. Yang jelas kesalahan itu pada sistem komputer yang memasang rumus, post test paling besar pengaruhnya atau orang yang membuat rumus. Tetapi yang jelas,guru yang datang terlambat, hanya hadir di awal dan akhir, dan tidak mengerjakan tugas-tugas, ternyata yang paling salah. Hebatnya walaupun salah, mereka untuk sementara beruntung.
Senin, 23 Juni 2014 pkl. 19.05 WIB
Ruang kecil untuk berbagi kata dan makna. Sederhana, bersahaja, dan penuh keinginan untuk menebar semangat baik lewat tulisan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KARYA ILMIAHKU: MAKALAH "BAPAK TULUS"
MAKALAH BAHASA INDONESIA MENGEMBANGKAN APRESIASI PROSA BERTEMA KEHIDUPAN Disusun oleh: Nama ...
-
Cermatilah paragraf berikut ! 1. Sistem pendidikan nasional perlu mengembangkan kearifan untuk belajar hidup bersama dalam ...
-
Yang Menguatkan, Memberi, dan Menjadikan *Srisa Menyusuri riuhnya ram...
-
1. Cermatilah paragraf berikut! Hampir setiap orang di Belanda mempunyai sepeda. Bayangkan, jumlah sepeda di Belanda ada 1...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar