SELAMAT PAGI, BU
Rubrik ruang hati bertautan merangkai waktu.
Berulang air mata mengalir menyaksikan perselingkuhan waktu. Rata-rata tidak
bertajuk seperti yang ada dalam sepinya. Menyesal bergelimang dosa. Memang diri
tak pantas untuk setia. Umur yang tak lagi muda. Menatap langit yang tak lagi
terang.
Sedikit harapan menaruh sentimental. Janji manisnya
pada hidup sesekali menagih. Binar mata terangnya menemani semangat.
Seperti setiap hari berpacu dengan waktu. Bu Asa
mengayuh sepeda menuju tempat bermulanya rezeki mengendap di pelataran batin
dan raganya. Menuju pintu gerbang sudah banyak siswa yang datang.
“Selamat pagi, bu”
Srisa, 17 Februari 2015
12.20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar