Minggu, 23 Maret 2014

LAPORAN : Cerita Perjalanan



KEGIATAN WORKSHOP
Nama Kegiatan                 :  Implementasi Kurikulum Tahun 2013 Tahap Iv
Waktu                                   :  Kamis – Sabtu, 20-22 Maret 2014
Tempat                                                :  Hotel Surya Indah- Batu
                                                Jalan Oro-Oro Ombo Batu
Tujuan                                  : Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan SMA Negeri/Swasta
Provinsi Jawa Timur Tahun 2014
Peserta                                                : 132 orang
Kamis, 20 Maret 2014 Chek in pukul 13.00 WIB. Pembukaan pkl. 16.00 WIB. Pkl. 19.00-21.00 WIB mulai penyampaian materi oleh Dra. Siti Muchlisoh, M.A. (LPMP Jatim). Materi tentang Implementasi Kurikulum 2013. Uraian tentang
1.       Kurikulum 2013,
2.       Rasional Kurikulum 2013 (elemen perubahan dan perubahan mindset)
3.       Analisis SKL, KI, KD
4.       Standar Proses (pendekatan scientifik, model-model pembelajaran, dan penilaian otentik)
5.       Analisis Buku G dan S (Guru dan Siswa) 
Pada sesi ini, peserta diberikan tugas mengerjakan Analisis SKL, KI, KD. Penulis mendapatkan tugas Analisis KI, KD dengan materi pokok Teks Hasil Obeservasi KI 3 dan 4, bersama kelompok 23, yang berjumlah tiga orang,
1.       Sri Setiyo A.                        (SMA Darussyahid Sampang)
2.       Raudlatul Jannah              (SMA Negeri 3 Sampang)
3.       Endang Saraswati             (SMA Negeri 1 Bluto Sumenep)
Malam harinya, Bu Lies  meneruskan materinya, tetapi mata ini tidak kuat menahan rasa kantuk. Di mejaku aku sempat tertidur saklesan.
Jumat, 21 Maret 2014 pkl. 08.00- 11.00 WIB materi penyusunan RPP. Kemudian, dilanjutkan pkl. 14.00-16.30 WIB.  Pada sesi ini materi disampaikan oleh Dra. Mislinatul Sakdiyah, M. Pd. (widyaiswara LPMP Jatim). Materi yang disampaikan tentang seluk-beluk RPP. RPP kurikulum KTSP 2013 ini tidak banyak berbeda dengan RPP kurikulum KTSP 2006. RPP yang disusun harus mengacu pada Permendikbud 81A. Pada sesi ini, saya masih bersama kelompok 23, dengan tugas menyusun RPP dengan materi pokok Teks Negosiasi KD 3.3 dan 4.3.  Banyak sekali yang didapatkan dari workshop ini. Walaupun di kabupaten sudah ada workshop kurikulum 2013, saya belum mendapatkan gambaran yang jelas tentang Kurikulum baru ini. Malah semakin bingung. Akan tetapi, setelah mengikuti workshop di Batu ini, dari pembicara yang berkompeten, saya mendapatkan gambaran yang agak jelas. Selanjutnya, apabila di sekolah melaksanakan kurikulum baru ini, kemungkinan akan semakin jelas. Masih teringat perkataan ibu Dyah, bahwa sesuatu yang belum dilaksanakan dan kelihatan sulit bukan untuk dipikirkan, tetapi untuk dilaksanakan.
                Sabtu, 22 Maret 2014 presentasi kelompok.  Setelah itu diteruskan dengan Bapak Bagong. Seorang Dosen Unair, Mata Kuliah Kemiskinan.  Dengan gaya kocak, Pak Bagong menyampaikan kuliahnya.  
Selanjutnya, Bapak Eka Ananda membahas perubahan mind set untuk menyongsong Kurikulum 2013.  Workshop tersebut banyak membuka cakrawala berpikir saya tentang kurikulum baru yang katanya membingungkan.

PUISI : Pangeran Negeri Kedamaian

 
Pangeran Negeri Kedamaian
Karya: Galby


Kuda berjalan ke arah lapang di sebuah negeri, di awan
Suara tapak kaki menyembul di sela-sela hijau rumput-rumputnya
Tekad mencari seorang pangeran
Menenggelamkan inginnya meraih nirwana
Lalu tergerak menuju ke sana
Di mana arah suara itu ada
Suara agung datang padanya “Pangeranku, tetaplah mencari. Sampai matahari tidak kau temui. Sampai hati tertutup mati. Jangan pernah menyerah pada yang kalah!”
Suara agung itu!
Suara itu!
Suara yang pernah datang membuka mata!
Walaupun pernah kalah oleh dunia, keadilan itu tak lekang oleh kicauan duri yang atas namakan nurani.
(dimana kedamaian menjadi istananya,
dan kini telah kau bawa aku menuju ke sana)
Kedamaian itu yang dicari
Di atas istana langit, negeri di awan!

Sampang, 6 November 2013, 11.30 wib



PUISI : Madu di Madu, Racun di Bunga-Bunga



Madu di Madu, Racun di Bunga-Bunga

Karya : Tiyo



Humbah, humbah, humbah, humbaaaaaaah!
Mata-mata menguasai ilalang
Garam misteri menyebar di relung manusia risau
Katanya,
Ada Dia-mu yang dapat menolong jeritan kehilangan

Humbah, humbah, humbah, humbaaaaah
Madu di madu
Racun di bunga-bunga
Kumbang mati terpana
Humbah, humbah, humbah, humbaaaaah
Madu di Madu
Racun di bunga-bunga
Kumbang mati dipanah

Risau manusia mencari Dia
Dalam ketidaktahuan tapi tahu
Dalam ketahuan tapi tidak tahu

Dupa menyebar di relung manusia risau
Dupa meminang setan sekutu

Humbah, humbah, humbah!
Seeeeetan mati bersimbah
Cicit burung riuh rendah
Tidak terasa rasaku berpindah
Jauh dari resah dan gundah

Humbah,humbah,humbah
Tidak terasa rasaku bersumpah
Jauh dari resah dan nestapah
Kini
Aku manusia yang mulai menapak
Meniti ketahuan, ketuhanan, kemanusiaan, kesosialan,keagamaan, kemandirian, dan kematian
Semoga rasa yang gundah
Semoga rasa yang resah
Semoga rasa yang nestapah
Tak berujung pada kehampaan
Karena kini, telah temukan Dia-ku, Dia-mu yang sama
La ilaha ilallah!


Sampang, 6 November 2013, 11.00 wib
Dibacakan dalam sebuah lomba baca puisi















PUISI : Lapar



Kau Lapar

Kau lapar aku terngiang
Bagai ada tanda terbayang
Kau haus aku tersentuh
Bagai ada bayangan tak utuh

Entah suasana hati yang bagaimana berkecamuk
Rasa kasihan bukan kasih terantuk
Entah masih ada atau tidak ada
Yang jelas kepasrahan sudah di jiwa

Ini ya, itu ya, di sini ya, di situ ya
Bila hati dibalik
Ini tidak, itu tidak, di sini tidak, di situ tidak
Fakta tapi tak nyata

CERPEN ANAK : Nabil Sudah Besar, Bu!



Nabil Sudah Besar, Bu!
Karya: Sri Setiyo A.
Malam itu aku membaca buku sambil tiduran. Memang sangat nyaman. Bila sewaktu-waktu rasa kantuk datang, aku dapat langsung tidur.
Ibu datang membawakan kue ke kamarku.
“Nabil, jangan membaca buku sambil tiduran! Nanti matamu sakit, lho!” kata Ibu.
“Ibu pasti begitu. Tidak belajar salah. Belajar salah.” Katanya.
“Ya, sudah kalau Ibu salah. Akan tetapi ingat, jika matamu sakit jangan mengeluh, ya?” Kata Ibu seraya berlalu.
“Ya, bu. Nabil sudah besar. Nabil tahu yang benar!” Kali ini aku sangat risih kepada ibu.
Sepulang dari bermain bola, aku langsung masuk kamar dan menghidupkan play station. Suara ibu yang memanggil-manggil tidak aku pedulikan karena kalah oleh suara sountrack game yang aku mainkan. Tengah asik memainkan stik, ibu menghampiri ke kamar. Sambil menepuk pundakku, ibu berbicara dengan nada pelan.
“Nabil, ayo mandi dulu! Banyak kotoran dan kuman yang dapat membuat kamu sakit. Dan, setan akan mengikuti kamu, lho!” kata ibu.
“Ah, ibu. Nabil, kan sudah besar!” bantah aku.
Ibu hanya tersenyum mendengarkan kata bantahan ku dan tersenyum berlalu. Mulut ku bersungut-sungut. Tak lama kemudian, mataku sangat berat dan kantuk. Aku merasa berada di rumah sendiri. Sepi sekali. Ibu kupanggil-panggil, tetapi tidak menyahut. Aku  menuju kamar Kak Galih. Sekali lagi, tidak  kujumpai siapa pun di kamar. Kali ini aku menuju dapur, dan memanggil Emak Rahma.
“Mak, Mak!” kupanggil Emak. Emak adalah pengasuhku.
Berulang kali kupanggil semua keluargaku tetapi tidak ada yang datang atau pun jawab panggilan.
“Jangan-jangan semua sembunyi, tetapi di mana ya?” Aku berbicara sendiri. “Ke mana, sih, semua orang. Kok tidak ada siapa pun”.
Aku menuju keluar rumah, mencari Pak Slamet, suami Emak. Siapa tahu ada di kebun depan rumah.
“Pak,Pak Slamet!” dia memanggil Pak Slamet.
Akan tetapi, juga tidak ada jawaban. Tidak ada seorang pun ada di rumah.
“Heh, keluar saja, deh.” Ujarku.
Kuambil sepeda dan menuntunnya keluar rumah. Kuayuh sepeda dengan pelan. Kok, tidak ada seorang pun.  Padahal, minggu-minggu begini biasanya jalanan ramai. Lalu, aku menuju tanah lapang. Setelah beberapa saat, sampailah aku di tanah lapang. Anehnya, tidak kujumpai teman-teman. Pikirku, hari ini sangat aneh. Akhirnya, ku pulang kembali. Semua terasa aneh. Aku bingung harus berbuat apa dan masuk kamar. Ku hidupkan teve, kok tidak ada acara ya? Ku tekan tombol remot nomor 5, lho kok tidak ada juga!
Tiba-tiba, segerombolan makhluk aneh terlihat dari kaca jendela kamar. Mereka menuju rumahku, banyak sekali. Semakin dekat, semakin terlihat. Mereka sangat mengerikan, seperti Zombi, tokoh Plants and Zombi, game yang biasa ku mainkan. Mereka tidak berbicara,  hanya meraung-raung. Cepat-cepat aku mengunci semua pintu rumahku. Mereka mengetuk-ketuk pintu rumah dan ...mereka dapat membuka pintu. Aku takut sekali. “Bagaimana ini?” aku kebingungan. Aku bersembunyi di dalam lemari baju. Kudengar sangat berantakan, mungkin mereka mengacak-acak rumah. Aku menangis tetapi takut bersuara.
“Ibu, Ibu di mana? Nabil sendirian, bu!” airmataku mengalir dan merasa bersalah kepada ibu.
Ada suara memanggilku.
“Nabil, Nabil, bangun,  sayang.” Suara itu semakin jelas.
Matanya terbuka dan .... Ibu sudah ada di depanku.
“Ibu!, Nabil takut!” Tangisku.
“Rupanya kamu mimpi, ya? Makanya, sebelum tidur berdoa dulu, bersihkan badan dulu. Agar tidak ada kuman, kotoran, dan setan yang mengikuti kita.  Apalagi, kamu juga sering membaca buku lalu tertidur. Biasanya, kalau membaca sambil tiduran mata sakit dan bisa tertidur seperti itu” kata ibu pelan.
“Ya, bu. Nabil mengerti dan tidak akan mengulanginya.” Kataku.
“Percayalah, ibu cerewet begini karena ibu sayang kepada Nabil!” tambah ibu.
Dengan sayang pula kupeluk ibu.  Janjiku dalam hati bahwa akan kuturuti perkataan ibu.   Aku tidak ingin seperti Malin Kundang yang tidak mengakui ibu. Aku masih perlu ibu sampai kapan pun. Kata-kata ibu itu memang ajaib, ya?     


KARYA ILMIAHKU: MAKALAH "BAPAK TULUS"

  MAKALAH BAHASA INDONESIA MENGEMBANGKAN APRESIASI PROSA BERTEMA KEHIDUPAN     Disusun oleh: Nama                               ...