Minggu, 23 Maret 2014

CERPEN ANAK : Nabil Sudah Besar, Bu!



Nabil Sudah Besar, Bu!
Karya: Sri Setiyo A.
Malam itu aku membaca buku sambil tiduran. Memang sangat nyaman. Bila sewaktu-waktu rasa kantuk datang, aku dapat langsung tidur.
Ibu datang membawakan kue ke kamarku.
“Nabil, jangan membaca buku sambil tiduran! Nanti matamu sakit, lho!” kata Ibu.
“Ibu pasti begitu. Tidak belajar salah. Belajar salah.” Katanya.
“Ya, sudah kalau Ibu salah. Akan tetapi ingat, jika matamu sakit jangan mengeluh, ya?” Kata Ibu seraya berlalu.
“Ya, bu. Nabil sudah besar. Nabil tahu yang benar!” Kali ini aku sangat risih kepada ibu.
Sepulang dari bermain bola, aku langsung masuk kamar dan menghidupkan play station. Suara ibu yang memanggil-manggil tidak aku pedulikan karena kalah oleh suara sountrack game yang aku mainkan. Tengah asik memainkan stik, ibu menghampiri ke kamar. Sambil menepuk pundakku, ibu berbicara dengan nada pelan.
“Nabil, ayo mandi dulu! Banyak kotoran dan kuman yang dapat membuat kamu sakit. Dan, setan akan mengikuti kamu, lho!” kata ibu.
“Ah, ibu. Nabil, kan sudah besar!” bantah aku.
Ibu hanya tersenyum mendengarkan kata bantahan ku dan tersenyum berlalu. Mulut ku bersungut-sungut. Tak lama kemudian, mataku sangat berat dan kantuk. Aku merasa berada di rumah sendiri. Sepi sekali. Ibu kupanggil-panggil, tetapi tidak menyahut. Aku  menuju kamar Kak Galih. Sekali lagi, tidak  kujumpai siapa pun di kamar. Kali ini aku menuju dapur, dan memanggil Emak Rahma.
“Mak, Mak!” kupanggil Emak. Emak adalah pengasuhku.
Berulang kali kupanggil semua keluargaku tetapi tidak ada yang datang atau pun jawab panggilan.
“Jangan-jangan semua sembunyi, tetapi di mana ya?” Aku berbicara sendiri. “Ke mana, sih, semua orang. Kok tidak ada siapa pun”.
Aku menuju keluar rumah, mencari Pak Slamet, suami Emak. Siapa tahu ada di kebun depan rumah.
“Pak,Pak Slamet!” dia memanggil Pak Slamet.
Akan tetapi, juga tidak ada jawaban. Tidak ada seorang pun ada di rumah.
“Heh, keluar saja, deh.” Ujarku.
Kuambil sepeda dan menuntunnya keluar rumah. Kuayuh sepeda dengan pelan. Kok, tidak ada seorang pun.  Padahal, minggu-minggu begini biasanya jalanan ramai. Lalu, aku menuju tanah lapang. Setelah beberapa saat, sampailah aku di tanah lapang. Anehnya, tidak kujumpai teman-teman. Pikirku, hari ini sangat aneh. Akhirnya, ku pulang kembali. Semua terasa aneh. Aku bingung harus berbuat apa dan masuk kamar. Ku hidupkan teve, kok tidak ada acara ya? Ku tekan tombol remot nomor 5, lho kok tidak ada juga!
Tiba-tiba, segerombolan makhluk aneh terlihat dari kaca jendela kamar. Mereka menuju rumahku, banyak sekali. Semakin dekat, semakin terlihat. Mereka sangat mengerikan, seperti Zombi, tokoh Plants and Zombi, game yang biasa ku mainkan. Mereka tidak berbicara,  hanya meraung-raung. Cepat-cepat aku mengunci semua pintu rumahku. Mereka mengetuk-ketuk pintu rumah dan ...mereka dapat membuka pintu. Aku takut sekali. “Bagaimana ini?” aku kebingungan. Aku bersembunyi di dalam lemari baju. Kudengar sangat berantakan, mungkin mereka mengacak-acak rumah. Aku menangis tetapi takut bersuara.
“Ibu, Ibu di mana? Nabil sendirian, bu!” airmataku mengalir dan merasa bersalah kepada ibu.
Ada suara memanggilku.
“Nabil, Nabil, bangun,  sayang.” Suara itu semakin jelas.
Matanya terbuka dan .... Ibu sudah ada di depanku.
“Ibu!, Nabil takut!” Tangisku.
“Rupanya kamu mimpi, ya? Makanya, sebelum tidur berdoa dulu, bersihkan badan dulu. Agar tidak ada kuman, kotoran, dan setan yang mengikuti kita.  Apalagi, kamu juga sering membaca buku lalu tertidur. Biasanya, kalau membaca sambil tiduran mata sakit dan bisa tertidur seperti itu” kata ibu pelan.
“Ya, bu. Nabil mengerti dan tidak akan mengulanginya.” Kataku.
“Percayalah, ibu cerewet begini karena ibu sayang kepada Nabil!” tambah ibu.
Dengan sayang pula kupeluk ibu.  Janjiku dalam hati bahwa akan kuturuti perkataan ibu.   Aku tidak ingin seperti Malin Kundang yang tidak mengakui ibu. Aku masih perlu ibu sampai kapan pun. Kata-kata ibu itu memang ajaib, ya?     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA ILMIAHKU: MAKALAH "BAPAK TULUS"

  MAKALAH BAHASA INDONESIA MENGEMBANGKAN APRESIASI PROSA BERTEMA KEHIDUPAN     Disusun oleh: Nama                               ...