Jumat, 11 April 2014

Karya Sastra Siswa SMA Darussyahid 3



Akibat Terlalu Sastra
oleh: Ach Ulul Azmi
          Pada malam Jumat setelah sholat Isya disalah satu pondok terkenal, seorang ustadz sedang memberikan kabar kepada santrinya mengenai hal penting, dan panggil bagi pelanggar-pelanggar peraturan.
Tersebutlah Trio Melleng[1] yang bernama Joni, Jono, dan Tino, mereka adalah santri yang nakal nan dungu. Mereka mendapatkan panggilan pelanggar kebersihan yang kebetulan bagian Ustadz Markus yang memberikan kabar. “Santri sekarang ini maunya apa yachh........?, disuruh bersih bersih tidak mau. . . .! dihalusin tidak mau. . . . . .! mau kalian ini apa. . . . .?. Tapi kedepannya . . . ., apabila anda, tid  k bersih bersih lagi, maka saya akan bacakan Surah yasin . . . .! ucapnya. Trio Melleng pun tertawa kecil sambil berbisik bisik mendengarkan kabar ustadz yang memakai bahasa sastra. “dan tolong untuk saudara Jono, Joni, dan Tono utuk menghadap saya setelah pembacaan  yasin di atas kamar saya.” Ucapnya.
Masih dengan nada emosinya tanpa memperhatinkan kata katanya yang mengucapkan tempat menghadapnya, karena menurutnya ia telah memakai bahasa sastra.
Setelah Trio Melleng turun dari musholla mereka pun merencanakan sesuatu. Tak lama kemudian, akhirnya mereka menemukan ide, yaitu menaiki kamar ustadznya dengan andeh[2]. Trio Melleng pun segera mencari andeh di seluruh areal pondok. Setelah menemukan andeh, mereka langsung menghadap ustadznya dengan membawa andeh untuk menaiki kamar ustadznya karena yang mereka dengar disuruh menghadap di atas kamar.
Mendengar suara brisik Ustadz Markus pun keluar dan melihat Trio Melleng telah berada di atas kamarnya, dan dengan nada marah Ustadz Markus menyuruh mereka turun. “Hei. . . .. . ! anda angapain di atas kamar saya . . . . .  . .? cepat turun . . . . .! saya hitung sampai satu . . . . . eh . . . . . saya hitung sampai lima . . . . . . . . . . . . . . .” perintahnya. Mereka pun akhirnya turun dan sampai kebawah pada hitungan kelima.
Dengan tegasnya Ustadz Markus pun memarahi mereka. “Ngapain kalian di atas kamar saya . . . . . .?. Bukannya menghadap saya, malah naik kamar saya. .. . . . . . !”  Dengan entengnya Jono menjawab. “Lho. . . . . kog ustadz ada di sini, katanya tadi disuruh menhadap di atas kamar . . . .! Ustadz Markus pun menjawab “?!!!!@, maksud saya menghadap di kamar atas . . . . . . ! Jono  menanggapi ucapan ustadznya dengan enteng. “Wong tadi ustadz bilang di atas kamar, bukan di kamar atas . . . . . !, makanya ustadz, kalau bilang yang benar jangan kayak gitu . . . . . . .!”  tanggapnya.
            Dengan muka yang sangat marah Ustadz Markus pun memberikan hukuman seberat beratnya kepada Trio Melleng “Dasar santri dungu, sekarang saya akan memberikan hukuman untuk kalian . . .!” katanya. Trio Melleng langsung terkejut mendengarnya. “What . . . .. ! Apa salah kita ustadz . . . . .?” ucapnya. Ustadz Markus pun memerintahkan kepada mereka. “Sudah, sekarang kalian ambil posisi push up!, saya akan push up kalian sebanyak 100 kali . . . . .  . .!” perintahnya. Dengan entengnya mereka menjawab “Ya sudah , biar kami yang menghitungnya, ustadz ambil posisi push up!” katanya.
            Dengan nada marah Ustadz Markus menjawab “Bukan saya yang berpush up . .  . . . . ! tapi kalian, dasar santri kurang ajar . . . .. .!” Mereka pun masih bisa menjawabnya “katanya ustadz akan push up sebanyak 100 kali.” Ucapnya. Ustadz menjawab “Maksudnya kalian yang berpush up bukan saya, bodoh . .. . . . . .. . !” Mereka menjawab “ yach, makanya ustadz kalau bilang yang benar, biar kami gak salah paham . . . . .!”
            Lagi lagi Usatadz Markus dibuat murka oleh Trio Melleng itu. Tak lama kemudian datanglah seorang kakek kakek. Trio Melleng pun ditegor oleh kakek itu. “Nak, janganlah kalian membuat seorang ustadz marah, maka cepat ucap astaghfirulla hal adzim . . . ! dan meminta maaflah kepada ustadzmu . . . . . !” Trio Melleng pun langsung meminta maaf kepada Ustadz Markus, setelah itu mereka langsung menuju kekamarnya.
            Keesokan harinya Trio melleng melanggar lagi, dan dipanggillah Trio Melleng tersebut oleh Ustadz Markus. “Kalian ini tidak ada kapoknya yachhh . . . . ! masih aja melanggar . . . . .! sebenarnya maunya kalian ini apa sichh  .  . . . . . .?!” tanyanya dengan nada marah, Trio Melleng pun tertawa kecil sambil berbisik bisik mendengar perkataan ustadznya yang menggunakan bahasa gaul. Ustadz Markus pun memarahi mereka lagi “Diam . . . . . . ! kalian ini dimarahin malah ketawa  .. . . . . .! kalau sampek kalian melanggar satu kali, kalian akan dibotak . . . . . !” Setelah dimarahin mereka langsung pergi kekamarnya dengan muka tersenyum senyum seakan akan tidak mempunyai salah sama sekali.
            Setelah sholat asyar, Trio Melleng pun melanggar lagi dan Ustadz Markus langsung marah dan memanggil mereka. “Sesuai apa yang saya katakan tadi, kalian akan dibotak . . . . ! karena kalian melanggar lagi , . . . . !” saut Ustadz Markus. Mereka pun mengomentari ustadznya “tunggu dulu, tadi ustadz yang bilang kalau kami melanggar satu kali akan dibotak , tapi kami melanggar lebih dari satu kali, berarti saya tidak dibotak ” Ustadz markus pun menanggapinya “Dasar anak anak dungu . . . . . .! ya sudah kalian tidak jadi dibotak, tapi jika kalian melanggar lagi saya akan botak kalian . . . .!” Akhirnya Trio Melleng bertaubat dan tidak pernah melanggar lagi.



[1] Melleng (Madura) : nakal, mbeling (Jw)
[2] Andeh (Madura) : tangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA ILMIAHKU: MAKALAH "BAPAK TULUS"

  MAKALAH BAHASA INDONESIA MENGEMBANGKAN APRESIASI PROSA BERTEMA KEHIDUPAN     Disusun oleh: Nama                               ...