Akibat
Terlalu Sastra
oleh: Ach
Ulul Azmi
Pada malam Jumat setelah sholat Isya disalah satu pondok
terkenal, seorang ustadz sedang memberikan kabar kepada santrinya mengenai hal
penting, dan panggil bagi pelanggar-pelanggar peraturan.
Tersebutlah Trio Melleng[1]
yang bernama Joni, Jono, dan Tino, mereka adalah santri yang nakal nan dungu.
Mereka mendapatkan panggilan pelanggar kebersihan yang kebetulan bagian Ustadz
Markus yang memberikan kabar. “Santri sekarang ini maunya apa yachh........?,
disuruh bersih bersih tidak mau. . . .! dihalusin tidak mau. . . . . .! mau
kalian ini apa. . . . .?. Tapi kedepannya . . . ., apabila anda, tid k bersih bersih lagi, maka saya akan bacakan
Surah yasin . . . .! ucapnya. Trio Melleng pun tertawa kecil sambil berbisik
bisik mendengarkan kabar ustadz yang memakai bahasa sastra. “dan tolong untuk
saudara Jono, Joni, dan Tono utuk menghadap saya setelah pembacaan yasin di atas kamar saya.” Ucapnya.
Masih dengan nada emosinya tanpa
memperhatinkan kata katanya yang mengucapkan tempat menghadapnya, karena
menurutnya ia telah memakai bahasa sastra.
Setelah Trio Melleng turun dari musholla
mereka pun merencanakan sesuatu. Tak lama kemudian, akhirnya mereka menemukan
ide, yaitu menaiki kamar ustadznya dengan andeh[2].
Trio Melleng pun segera mencari andeh di seluruh areal pondok. Setelah
menemukan andeh, mereka langsung menghadap ustadznya dengan membawa andeh untuk
menaiki kamar ustadznya karena yang mereka dengar disuruh menghadap di atas
kamar.
Mendengar suara brisik Ustadz Markus pun
keluar dan melihat Trio Melleng telah berada di atas kamarnya, dan dengan nada marah
Ustadz Markus menyuruh mereka turun. “Hei. . . .. . ! anda angapain di atas
kamar saya . . . . . . .? cepat turun .
. . . .! saya hitung sampai satu . . . . . eh . . . . . saya hitung sampai lima
. . . . . . . . . . . . . . .” perintahnya. Mereka pun akhirnya turun dan
sampai kebawah pada hitungan kelima.
Dengan tegasnya Ustadz Markus pun memarahi
mereka. “Ngapain kalian di atas kamar saya . . . . . .?. Bukannya menghadap
saya, malah naik kamar saya. .. . . . . . !”
Dengan entengnya Jono menjawab. “Lho. . . . . kog ustadz ada di sini, katanya
tadi disuruh menhadap di atas kamar . . . .! Ustadz Markus pun menjawab “?!!!!@,
maksud saya menghadap di kamar atas . . . . . . ! Jono menanggapi ucapan ustadznya dengan enteng.
“Wong tadi ustadz bilang di atas kamar, bukan di kamar atas . . . . . !,
makanya ustadz, kalau bilang yang benar jangan kayak gitu . . . . . . .!” tanggapnya.
Dengan muka
yang sangat marah Ustadz Markus pun memberikan hukuman seberat beratnya kepada
Trio Melleng “Dasar santri dungu, sekarang saya akan memberikan hukuman untuk
kalian . . .!” katanya. Trio Melleng langsung terkejut mendengarnya. “What
. . . .. ! Apa salah kita ustadz . . . . .?” ucapnya. Ustadz Markus pun
memerintahkan kepada mereka. “Sudah, sekarang kalian ambil posisi push up!,
saya akan push up kalian sebanyak 100 kali . . . . . . .!” perintahnya. Dengan entengnya mereka
menjawab “Ya sudah , biar kami yang menghitungnya, ustadz ambil posisi push
up!” katanya.
Dengan
nada marah Ustadz Markus menjawab “Bukan saya yang berpush up . . . . . . ! tapi kalian, dasar santri kurang
ajar . . . .. .!” Mereka pun masih bisa menjawabnya “katanya ustadz akan push
up sebanyak 100 kali.” Ucapnya. Ustadz menjawab “Maksudnya kalian yang
berpush up bukan saya, bodoh . .. . . . . .. . !” Mereka menjawab “ yach, makanya
ustadz kalau bilang yang benar, biar kami gak salah paham . . . . .!”
Lagi
lagi Usatadz Markus dibuat murka oleh Trio Melleng itu. Tak lama kemudian
datanglah seorang kakek kakek. Trio Melleng pun ditegor oleh kakek itu. “Nak,
janganlah kalian membuat seorang ustadz marah, maka cepat ucap astaghfirulla
hal adzim . . . ! dan meminta maaflah kepada ustadzmu . . . . . !” Trio
Melleng pun langsung meminta maaf kepada Ustadz Markus, setelah itu mereka
langsung menuju kekamarnya.
Keesokan
harinya Trio melleng melanggar lagi, dan dipanggillah Trio Melleng tersebut
oleh Ustadz Markus. “Kalian ini tidak ada kapoknya yachhh . . . . ! masih aja
melanggar . . . . .! sebenarnya maunya kalian ini apa sichh . . .
. . . .?!” tanyanya dengan nada marah, Trio Melleng pun tertawa kecil sambil
berbisik bisik mendengar perkataan ustadznya yang menggunakan bahasa gaul.
Ustadz Markus pun memarahi mereka lagi “Diam . . . . . . ! kalian ini dimarahin
malah ketawa .. . . . . .! kalau sampek
kalian melanggar satu kali, kalian akan dibotak . . . . . !” Setelah dimarahin
mereka langsung pergi kekamarnya dengan muka tersenyum senyum seakan akan tidak
mempunyai salah sama sekali.
Setelah
sholat asyar, Trio Melleng pun melanggar lagi dan Ustadz Markus langsung marah
dan memanggil mereka. “Sesuai apa yang saya katakan tadi, kalian akan dibotak .
. . . ! karena kalian melanggar lagi , . . . . !” saut Ustadz Markus. Mereka
pun mengomentari ustadznya “tunggu dulu, tadi ustadz yang bilang kalau kami
melanggar satu kali akan dibotak , tapi kami melanggar lebih dari satu kali,
berarti saya tidak dibotak ” Ustadz markus pun menanggapinya “Dasar anak anak
dungu . . . . . .! ya sudah kalian tidak jadi dibotak, tapi jika kalian
melanggar lagi saya akan botak kalian . . . .!” Akhirnya Trio Melleng bertaubat
dan tidak pernah melanggar lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar