Jumat, 11 April 2014

Karya Sastra Siswa SMA Darussyahid Kelas XII



 Gumpalan Penyesalan
Oleh Ach.Rubai

Di ujung petang yang tak dapat kembali
Bayangan fajar nan terlanjur berlari
Sejarah yang tak dapat kujabah lagi
Terpetik dawai luka di hati
Melahirkan lara seribu sedih
Tak kuasa menyunggi lagi
Usai semua telah pergi
Biar semua kutenggak sendiri  
Demi ilahi robbi yang mengakhiri
Ya robbi latuakhidzni in nasitu aw akhtho’tu amein !!!
  


Inilah gambaran perasaanku yang teriris belati kekalutan tanpa arah dan tujuan. Berawal ketika aku tengah berenang ditengah-tengah samudra glamoritas kelalaian. Hingga akhirnya aku tak dapat menepi dan aku terkubur beberapa saat di dalamnya sendirian .

Pagi yang cerah menggiringi hari ini ketika sang mentari mulai mengintip dari ufuk timur semua embun pagi kini perlahan mula pamit dari selesehannya yang sejenak.

 Pagi itu aku dibangunkan oleh bundaku “ Tika, ayo bangun mandi sana sekarang hari senin nanti telat, lho, yang ke sekolah”, ucap ibuku sedang membuka jendela dan korden kamarku.
Sejurus kemudian Aku pun langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diriku yang lusuh dan bau. Setelah usai mandi aku pun  berganti baju seragam sekolah. Lalu, bunda memanggilku”Tika, Tika, ayo kemari sarapan dulu, nak bareng ayah dan bunda sarapannya sudah disajikan ini”kata bundaku diruang makan.
“Ia, Bunda, tunggu dulu aku masih lagi pakai seragam.”,jawabku.
Dalam hati akupun sangat bangga terhadap keluargaku. Karena kemi hidup dengan keharmonisan yang dibalut dengan kasih saying yang rekat. Setelah sarapan aku pun pamit kepada mereka untuk pergi ke sekolah. “Ayah, Bunda aku pamit dulu ya aku mau berangkat ke sekolah” ucapku kepada mereka dan mencium tangan mereka.
“Ya, Nak, tapi tunggu dulu biar pak Bejo antar. ya ?
Tidak bunda tidak usah aku sudah punya janji akan berangkat ke sekolah bersama-sama temanku Sinta. Lagi pula sekolahku kan dekat hanya berjarak duaratus meter.
“Ya, sudah hati hati di jalan
“Ya, Bunda. Assalamualaikum”
Waalaikumusalam
Di depan rumah nampak Sinta sedang menungguku dengan menggunakan sepeda motor bernopol M454NK. Tika, ayo sini cepat nanti telat, lho, sekarang udah pukul 06.45, nih.
“Ya, ya, bawel banget sih kamu, ya, sudah ayo tancap!”
“Pegangan yang kuat, Tik.! Satu, dua, tiga !!!” (Aku memegang erat padanya.)

Di sepanjang jalan aku melihat banyak pemandangan yang menyanjung hati, bunga – bunga yang  sedang merekah dihinggapi lebah. Nyanyian burung pipit membuat aku berdendang sejenak. Kupu - kupu yang berterbangan nan berpasang – pasangan. Dan, masih banyak lagi yang memikat mata telanjangku. Embun pagi pun masih setia mengantarkan kami ke sekolah hingga sampai.

“Tika, sudah ayo turun, kita sudah sampai ke sekolah aku mau memarkir motorku dulu”, pinta sinta padaku.
Sekolah kami adalah SMADAR, ya, begitulah orang memanggilnya. Kami akui memang sekolah ini adalah sekolah swasta. Tapi, sekolah kami sudah berulang kali menyabet kejuaraan baik local maupun regional seperti juara dua nasyid Akapella Sejawa Timur (2013), juara satu Nasyid Akapella sekabupaten, juara satu pidato Bahasa Inggris se-Madura (2011) juara dua KTI ( Karya Tulis Ilmiah )se-Madura yang diselenggarakan baru-baru ini dan masih segudang prestasi dan cindramata yang berpuncak dari lapisan siswa – siswi SMA tercinta ini.
Bel masuk pun berdering menjadi indikator bahwa kegiatan KBM pun akan segera dimulai.
Para siswa berangsur-angsur masuk kekelasnya masing-masing.
Tak terkecuali aku dan sinta Karena kami sekelas. Tiba-tiba Sinta menepuk pundakku lantas bertanya padaku. “Tika kamu sudah selesai PR Matematika ?
Belum kamu ?
aku sudah. Ini biar kamu mencontoh punyaku saja !
“ha sudahlah !!! tidak usah terimakasih aku malas, lagi pula Ibu siti zubaidah orangnya gak pernah marah”, tandasku pada sinta.
Eh kamu itu dibilangian malah ngajarin. Ibu zubaidah itu gak marah lantaran  nganggap kita yang membutuhkan nilai. Jadi kita yang harus proaktif bukan beliau Nanti kalau kamu disangsi bagaiman ? tanyanya.
“Ia sudah tinggal jalanin saja kok repot”.tegasku padanya.
“Ah kamu ini pendek amat  sih pikirannya. Lagi pula mapelnya nanti setelah istirahat bagaimana kalau kamu kerjakan saja ? tuturnya membujukku.
Oh ia ngomong-ngomong kenapa kamu bisa tidak mengerjakan tugas ini?
“Ia jadi gini, aku itu semalam buat puisi sampai – sampai ketiduran Sehingga aku lupa kalau aku punya PR Matematika .
“Oh jadi kamu lupa terus kenapa kamu tidak mengerjakan toh nanti ketika istirahat bisa kok lagi pula pertanyaan PR-nya hanya 5 ? Tanya sinta ingin tahu.
” Aku itu sekarang lagi malas”.jawabku.
Iya sudah ayo masuk sekarang pelajaran sejarah. Nanti kalau telat kita dimarahi.
Iya sudah. Mari sin !!!
Kemudian kami pun berjalan setapak demi setapak menuju kelas kami. Hingga akhirnya kami sampai dan KBM pertama pun mulai berlangsung.

*****
   Tiba –tiba Suara Raksasa yang mengangkat Gadahnya kearahku  memanggil - manggil namaku” Tika ! Tika ! dasar remaja yang tidak tahu diuntung!.” Sambil mengayun –ngayunkan gadahnya. “Kamu  telah menyia-nyiakan masa remajamu dengan tidak maksimal. Kini kau akan aku hukum dengan pukulan gadah ini.” sambil mengusap - ngusap jenggot naganya. Sontak aku pun berlari menjauh dari raksasa itu. Aku lepaskan sepasang sepatuku dan aku berlari sekencang – kencangnya berharap bisa lepas dari amukan  Raksaksa itu.Sesekali aku terjatuh karena berlari terseok – seok. Hingga, tangan yang mengacungkan gadah itu berkelebat cepat dan menghantamkan gadahnya padaku. “Rasakan ini tika ha ha ha” (jeggerrrr). Aku berteriak memintatolong pada sinta tetapi dia hanya diam saja seolah-olah asyik menonton pembantaian raksasa itu terhadapku “Teganya kau sinta tak menolongku”kata hatiku yang terisak - isak.  Aku hanya dapat `menjerit-jerit dan menteriakkan pertolongan sambil menangis-nangis. Tiba-tiba ada tangan yang menolongku dari raksasa itu dan terdengar suara “tikaaa  bangun !!! tikaaa bangun !!!. Sontak aku pun kaget karena itu semua hanya mimpi dan aku tersipu malu karena ternyata suara itu adalah suara ibu Niken guru Mapel Sejarah yang sedang mengajar dikelasku. Dengan nada yang agak menyentak Ibu Niken pun menyuruhku membaca halaman LKS yang beru saja  ia jelaskan “Tika ayo kamu baca sekarang halaman yang baru saja ibu terangkan !!! agar kantukmu tidak terus membelenggumu”,perintah ibu niken sambil bersungut – sungut padaku.
“Iya Ibu maaf.“,lantas membacanya dengan suara yang jelas.
Tak lama kemudian  bel pergantian pelajaran pun berdering. Setelah pelajaran sejarah aku memikirkan mengenai mimpi yang baru  menyelinap kedalam tidurku. Berasa mimpi itu mengepungku dan memenjarakanku walau sesaat tapi berbekas. Aku tertegun dan berpikir – pikir hingga menyadari bahwa itu adalah teguran mengenai PR Matematika yang nantinya tidak akan aku kerjaka.
Rintikan kesedihanku perlahan berkucuran dan berderaian. Dalam relung batin aku merasa menysal  telah meremehkan guruku (Ibu   Siti Zubaidah) dan tugas yang diamanahkannya padaku. Sejurus kemudian aku pun berinisiatif guna mengerjakannya nanti ketika jam istirahat. Agar mimpi itu tidak menjelma kedalam kehidupan nyataku lantas aku beristighfar
” Astaghfirullah haladzim yahayyu yaqayyum”, sambil mengusap pipiku yang bersimbah air kesedihan dan  menganak gumpalan – gumpalan penyesalan.




                   Penulis adalah siswa SMA Darussyahid Sampang dan  seorang cerpenis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA ILMIAHKU: MAKALAH "BAPAK TULUS"

  MAKALAH BAHASA INDONESIA MENGEMBANGKAN APRESIASI PROSA BERTEMA KEHIDUPAN     Disusun oleh: Nama                               ...