Rabu, 26 November 2025

TEKS EKSPLANASI "TERJADINYA HUJAN"

 

Proses Terjadinya Hujan 

Proses terjadinya Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi yang terjadi ketika uap air di atmosfer mengalami pendinginan dan berubah menjadi titik-titik air. Proses terjadinya hujan merupakan bagian integral dari Siklus Hidrologi atau siklus air global.

1. Evaporasi dan Transpirasi

Proses ini dimulai ketika panas matahari menyebabkan air dari permukaan laut, danau, serta sungai menguap menjadi uap air. Proses penguapan air dari permukaan air ini disebut Evaporasi. Selain itu, air juga menguap dari tumbuh-tumbuhan melalui proses yang disebut Transpirasi. Uap air yang terbentuk ini kemudian naik ke atmosfer.

 

2. Kondensasi

Uap air yang naik ke atmosfer akan bertemu dengan suhu yang lebih dingin. Ketika uap air mendingin, ia mengalami Kondensasi, yaitu perubahan wujud dari gas (uap air) menjadi cair (titik-titik air). Titik-titik air ini berkumpul dan menempel pada partikel kecil di udara (seperti debu dan garam) yang disebut inti kondensasi, membentuk awan.

 

3. Adveksi dan Kumpulan Awan

Setelah terbentuk, awan-awan ini dapat bergerak atau berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi lain karena bantuan angin. Pergerakan awan secara horizontal ini disebut Adveksi. Selama pergerakan, awan dapat terus mengumpulkan uap air dan tumbuh menjadi lebih besar dan padat.

 

4. Presipitasi

Ketika awan tidak mampu lagi menampung kandungan air karena titik-titik air di dalamnya menjadi terlalu berat atau jenuh, titik-titik air tersebut jatuh kembali ke bumi sebagai Presipitasi. Bentuk presipitasi yang paling umum adalah hujan. Jika suhu sangat rendah, presipitasi dapat berbentuk salju, hujan es, atau gerimis.

 

5. Infiltrasi dan Runoff

Air hujan yang jatuh ke bumi akan mengalir di permukaan tanah (Runoff) menuju kembali ke laut, danau, atau sungai. Sebagian air juga meresap ke dalam tanah (Infiltrasi) dan menjadi air tanah, yang lambat laun akan kembali lagi ke permukaan air. Proses ini terus berulang, membentuk siklus air yang berkelanjutan.

TEKS EKSPLANASI "PASANG SURUT AIR LAUT"

 Pasang Surut Air Laut

Pasang-surut air laut ialah peristiwa naik turunnya permukaan air laut yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari terhadap bumi. Ketika posisi bulan berada sejajar dengan bumi dan matahari, gaya tariknya menyebabkan air laut mengalami pasang maksimum. Sebaliknya, ketika posisi bulan membentuk sudut tertentu terhadap bumi dan matahari, air laut mengalami surut. Peristiwa ini terjadi secara teratur setiap hari dan berpengaruh terhadap kegiatan nelayan maupun transportasi laut.

TEKS EKSPLANASI "TERBENTUKNYA SEBUAH NEGARA"

 

Terbentuknya Sebuah Negara

Terbentuknya sebuah negara merupakan hasil dari perkembangan kehidupan manusia yang semakin kompleks. Awalnya, manusia hidup berkelompok dalam keluarga dan suku. Seiring meningkatnya kebutuhan dan interaksi, kelompok-kelompok tersebut membentuk komunitas yang lebih besar. Untuk menjaga ketertiban dan melindungi kepentingan bersama, muncul kesepakatan mengenai aturan serta pemimpin. Dari sinilah lahir pemerintahan yang mengatur rakyat, wilayah, dan kedaulatan. Ketika pemerintahan, rakyat, dan wilayah telah terpenuhi serta diakui oleh negara lain, maka berdirilah sebuah negara yang berdaulat dan diakui secara internasional. https://bersahajagalby.blogspot.com/

ANALISIS TEKS EKSPLANASI "TERJADINYA BANJIR"

 

Contoh 2: TERJADINYA BANJIR

Terjadinya Banjir

Banjir biasanya terjadi karena curah hujan yang tinggi, kurangnya daerah resapan air, dan penyumbatan saluran air akibat sampah. Air yang tidak dapat meresap akhirnya meluap dan menutupi permukaan tanah.

Ketika hujan turun dengan intensitas besar dalam waktu singkat, air seharusnya meresap ke dalam tanah. Namun, di banyak wilayah, permukaan tanah telah tertutup beton dan aspal sehingga proses penyerapan air menjadi sangat terbatas. Hal ini menyebabkan volume air meningkat lebih cepat daripada kemampuan tanah menampungnya. Selain itu, saluran air yang seharusnya berfungsi mengalirkan air menuju sungai atau tempat pembuangan sering kali tersumbat oleh sampah rumah tangga maupun sampah plastik. Tumpukan sampah ini menghambat aliran air sehingga air meluap ke jalan, halaman rumah, hingga permukiman warga. Tidak hanya itu, pendangkalan sungai akibat endapan lumpur juga memperburuk situasi karena kapasitas sungai untuk menampung air menjadi berkurang.

Dampak banjir sangat merugikan. Aktivitas warga terhambat, berbagai fasilitas umum rusak, dan lingkungan menjadi kotor. Oleh karena itu, masyarakat perlu menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, serta memperluas ruang terbuka hijau agar airdapat meresap dengan lebih baik. Dengan langkah-langkah ini, risiko banjir dapat dikurangi.

 

I. Analisis Struktur Teks Eksplanasi

Struktur teks eksplanasi yang standar terdiri dari: Pernyataan Umum, Deretan Penjelas (Sebab-Akibat), dan Interpretasi (Simpulan).

1. Pernyataan Umum (Identifikasi Fenomena)

Bagian ini mengenalkan fenomena apa yang akan dibahas.

  • Lokasi: Paragraf 1 (Kalimat pertama).
  • Kutipan: "Banjir biasanya terjadi karena curah hujan yang tinggi, kurangnya daerah resapan air, dan penyumbatan saluran air akibat sampah."
  • Analisis: Penulis langsung mendefinisikan pemicu utama banjir sebagai pengantar topik.

2. Deretan Penjelas (Rangkaian Kejadian)

Bagian inti yang menjelaskan proses terjadinya fenomena secara rinci (hubungan sebab-akibat).

  • Proses 1: Berkurangnya Resapan Air (Paragraf 1)
    • Kutipan: "Namun, di banyak wilayah, permukaan tanah telah tertutup beton dan aspal... Hal ini menyebabkan volume air meningkat..."
    • Analisis: Menjelaskan mekanisme mengapa air tidak bisa masuk ke tanah (faktor beton/aspal).
  • Proses 2: Penyumbatan dan Pendangkalan (Paragraf 2)
    • Kutipan: "...saluran air... tersumbat oleh sampah... pendangkalan sungai akibat endapan lumpur..."
    • Analisis: Menjelaskan bagaimana infrastruktur yang buruk dan sampah menyebabkan air meluap ke permukiman.

3. Interpretasi (Ulasan/Simpulan)

Bagian penutup yang berisi intisari, dampak, atau pernyataan tentang topik yang dibahas.

  • Lokasi: Paragraf 3.
  • Kutipan: "Dampak banjir sangat merugikan... Oleh karena itu, masyarakat perlu menjaga kebersihan..."
  • Analisis: Penulis tidak hanya menjelaskan proses, tetapi juga memberikan akibat (kerugian) dan solusi persuasif (ajakan menjaga lingkungan) sebagai penutup.

II. Analisis Kaidah Kebahasaan

Teks eksplanasi memiliki ciri bahasa yang fokus pada hal-hal teknis dan hubungan logis.

1. Konjungsi Kausalitas (Sebab-Akibat)

Kata hubung yang menunjukkan hubungan sebab dan akibat adalah ciri paling dominan dalam teks eksplanasi.

  • Kata: Karena, akibat, menyebabkan, sehingga, oleh karena itu.
  • Contoh dalam teks:
    • "...terjadi karena curah hujan..."
    • "...akibat sampah."
    • "Hal ini menyebabkan volume air meningkat..."

2. Konjungsi Kronologis (Waktu)

Kata hubung yang menunjukkan urutan waktu kejadian.

  • Kata: Ketika, akhirnya.
  • Contoh dalam teks: "Ketika hujan turun dengan intensitas besar..."

3. Istilah Teknis (Terminologi)

Penggunaan kata-kata yang sesuai dengan topik (lingkungan/geografi).

  • Daftar kata: Curah hujan, daerah resapan air, intensitas, beton, aspal, volume air, pendangkalan, endapan lumpur, ruang terbuka hijau.

4. Kata Kerja Material dan Relasional

  • Verba Material (Kata kerja tindakan fisik): Meluap, menutupi, meresap, mengalirkan, membuang.
  • Verba Relasional (Menghubungkan subjek dan pelengkap): Adalah (tersirat pada definisi awal), menjadi (contoh: "...situasi menjadi berkurang").

5. Kalimat Pasif

Fokus pada kejadiannya, bukan pelakunya.

Contoh: "Permukaan tanah telah tertutup beton," "Saluran air... sering kali tersumbat."

Senin, 24 November 2025

ANALISIS TEKS DESKRIPSI "KELASKU X-2"

 ANALISIS STRUKTUR DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS DESKRIPSI 

Kelasku X-2

Kelasku X-2 adalah ruang belajar yang sederhana tetapi sangat nyaman. Di dalamnya terdapat 32 siswa yang setiap hari belajar bersama dengan penuh semangat. Dinding kelas bercat putih, warna bawaan dari sekolah, sehingga memberi kesan bersih, terang, dan menenangkan. Meskipun tidak banyak asesoris atau hiasan, ruang ini tetap terlihat rapi karena setiap sudutnya terawat dengan baik.

Di depan kelas terdapat meja guru yang dilengkapi keranjang kecil berisi spidol, penghapus, serta persediaan pulpen untuk digunakan para guru. Keberadaan perlengkapan itu memudahkan proses pembelajaran dan terlihat sangat teratur. Meja dan kursi siswa pun bersih; tidak ada yang berani mencorat-coret atau merusaknya karena kami terbiasa menjaga fasilitas sekolah.

Pada bagian atas papan tulis terpajang foto Presiden dan Wakil Presiden Indonesia sebagai simbol penghormatan kepada negara. Di sekeliling dinding terdapat foto-foto pahlawan nasional yang mengingatkan kami akan perjuangan mereka.

Setiap hari, sepulang sekolah, kami menghabiskan tujuh menit untuk membereskan kelas secara gotong-royong. Meja dan kursi selalu ditata kembali dengan rapi. Wali kelas kami selalu memantau, ikut membersihkan, serta memastikan semua alat listrik dimatikan dan jendela ditutup dengan benar. Kehadiran beliau membuat suasana kelas semakin tertib dan menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi semua siswa.

 I. Analisis Struktur Teks Deskripsi

Struktur teks deskripsi umumnya terdiri dari tiga bagian utama: Identifikasi, Deskripsi Bagian, dan Simpulan/Kesan.

1. Identifikasi (Gambaran Umum)

Bagian ini memperkenalkan objek yang akan dideskripsikan serta lokasinya.

  • Bukti dalam teks: Paragraf 1.

    "Kelasku X-2 adalah ruang belajar yang sederhana tetapi sangat nyaman. Di dalamnya terdapat 32 siswa..."

  • Penjelasan: Penulis memperkenalkan objek spesifik yaitu "Kelas X-2" dan memberikan identitas awal berupa kapasitas siswa serta kesan umum (sederhana, nyaman, cat putih).

2. Deskripsi Bagian

Bagian ini merinci objek berdasarkan bagian-bagiannya (ruang, benda, atau suasana) secara subjektif maupun objektif.

  • Bagian A: Perlengkapan Guru dan Siswa (Paragraf 2)

    • Bukti: "Di depan kelas terdapat meja guru yang dilengkapi keranjang kecil..."

    • Fokus: Menjelaskan detail benda di meja guru dan kondisi meja siswa yang bersih tanpa coretan.

  • Bagian B: Dekorasi Dinding (Paragraf 3)

    • Bukti: "Pada bagian atas papan tulis terpajang foto Presiden..."

    • Fokus: Menjelaskan tata letak hiasan dinding dan foto pahlawan.

  • Bagian C: Suasana dan Kebiasaan (Paragraf 4 - Awal)

    • Bukti: "Setiap hari, sepulang sekolah, kami menghabiskan tujuh menit untuk membereskan kelas..."

    • Fokus: Mendeskripsikan "keadaan hidup" atau aktivitas rutin yang menjaga kondisi kelas tersebut.

3. Simpulan / Kesan

Bagian penutup yang berisi kesan umum penulis terhadap objek tersebut.

  • Bukti dalam teks: Paragraf 4 (Kalimat Terakhir).

    "Kehadiran beliau membuat suasana kelas semakin tertib dan menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi semua siswa."

  • Penjelasan: Penulis menyimpulkan bahwa fisik kelas yang rapi dan kebiasaan yang baik menciptakan suasana tertib dan bertanggung jawab.


II. Analisis Kaidah Kebahasaan

Teks ini menggunakan ciri kebahasaan yang khas untuk membuat pembaca seolah-olah dapat melihat dan merasakan suasana kelas tersebut.

1. Penggunaan Kata Sifat (Adjektiva)

Banyak digunakan untuk menggambarkan kondisi objek.

  • Contoh: Sederhana, nyaman, putih, bersih, terang, menenangkan, rapi, teratur, tertib.

2. Kata Kerja Aksi (Verba Material)

Kata kerja yang menunjukkan tindakan fisik yang dapat dilihat.

  • Contoh: Mencorat-coret, merusaknya, membereskan, memantau, membersihkan, ditutup.

3. Kata Depan (Preposisi) Penunjuk Tempat

Digunakan untuk menunjukkan letak atau posisi benda secara presisi.

  • Contoh:

    • Di dalamnya (menunjuk ruang kelas).

    • Di depan (posisi meja guru).

    • Pada bagian atas (posisi foto Presiden).

    • Di sekeliling (posisi foto pahlawan).

4. Kata Benda Spesifik

Menggunakan kata benda yang khusus, bukan umum.

  • Contoh: Kelasku X-2 (bukan hanya "kelas"), Meja guru, Spidol, Foto Presiden.

5. Kalimat Rincian

Kalimat yang memperjelas deskripsi sifat benda.

  • Contoh:

    • Pernyataan: Meja guru dilengkapi keranjang kecil.

    • Rincian: "...berisi spidol, penghapus, serta persediaan pulpen..."

6. Pencerapan Panca Indera (Citraan)

  • Penglihatan (Visual): "Dinding kelas bercat putih," "meja dan kursi selalu ditata kembali dengan rapi."

  • Perasaan (Suasana): "Memberi kesan... menenangkan," "suasana kelas semakin tertib."


Penulisan kata serapan yang perlu diperhatikan

Selain itu, penggunaan kata di sebagai kata depan (dipisah: di depan, di dalamnya) dan di- sebagai imbuhan (disabung: dilengkapi, ditutup) sudah tepat 100%.


ANALISIS TEKS BERITA 1

 ANALISIS TEKS BERITA 

Siswa SMA Negeri 3 Sampang Ukir Prestasi 
di Bidang Akademik dan Nonakademik 

SAMPANG (15/11) SMA Negeri 3 Sampang kembali menorehkan prestasi gemilang. Dalam ajang Olimpiade Sains Kabupaten, Rafiatul Adawiyah dari kelas XI MIPA berhasil meraih juara I bidang Kimia. Di bidang nonakademik, tim futsal sekolah ini juga berhasil menjuarai Turnamen Futsal Pelajar se-Madura setelah mengalahkan SMA Negeri 1 Pamekasan di partai final. Kepala SMA Negeri 3 Sampang, Bapak Hadi Sutrisno, menyampaikan rasa bangga atas semangat dan kerja keras para siswa yang berhasil membawa nama baik sekolah di dua bidang berbeda. 

STRUKTUR TEKS BERITA

1. Judul Berita (Headline)

Bagian paling awal yang berfungsi menarik perhatian pembaca. Judul harus singkat, padat, dan mencerminkan pokok peristiwa yang diberitakan.

2. Teras Berita (Dateline)

Berisi nama tempat dan tanggal terjadinya peristiwa atau waktu berita ditulis.
Contoh: SAMPANG, 15 November 2025.

3. Lead Berita (Kepala Berita)

Merupakan paragraf pembuka yang memuat inti berita secara ringkas, umumnya menjawab unsur ADIKSIMBA / 5W + 1H:

  • Apa yang terjadi
  • Di mana terjadi
  • Kapan terjadi
  • Siapa yang terlibat
  • Mengapa terjadi
  • Bagaimana prosesnya

Lead harus menarik, padat, dan langsung ke inti informasi.

4. Tubuh Berita (Body)

Bagian yang menjelaskan peristiwa secara lebih lengkap dan rinci. Berisi:

  • Kronologi kejadian
  • Fakta-fakta tambahan
  • Kutipan narasumber
  • Penjelasan mendalam mengenai latar belakang

Penjelasannya berkembang dari lead dengan urutan piramida terbalik, yaitu informasi paling penting ditempatkan di awal.

5. Ekor Berita (Ending)

Bagian penutup yang dapat berisi:

  • Informasi tambahan yang tidak terlalu penting
  • Penegasan ulang peristiwa
  • Kutipan akhir narasumber
  • Dampak atau tindak lanjut dari peristiwa

Penutup bersifat opsional, namun membantu memberikan kesan akhir pada pembaca.

 


ANALISIS TEKS PROSEDUR "MINUMAN HERBAL KUCURE"

 A. Struktur Teks Prosedur 

“Minuman Herbal Kucure”

  1. Tujuan
    Terdapat pada kalimat pembuka:
    “Minuman herbal Kucure merupakan minuman tradisional yang bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh.”
    Bagian ini menjelaskan tujuan atau manfaat pembuatan minuman.

  2. Alat dan Bahan
    Tercantum dalam langkah pertama:
    “2 ruas kunyit, 2 ruas kencur, 1 ruas jahe, gula aren secukupnya, dan 3 gelas air.”
    Meskipun tidak diberi subjudul, daftar ini berfungsi sebagai bahan utama yang dibutuhkan sebelum melakukan langkah.

  3. Langkah-Langkah
    Ditulis secara urut dan sistematis:

    1. Menyiapkan bahan-bahan

    2. Mengupas dan mencuci bahan

    3. Menghaluskan kunyit, kencur, dan jahe

    4. Merebus air dan bahan yang dihaluskan, menambahkan gula aren, dan mengaduk hingga mendidih

    5. Menyaring rebusan dan menyajikan

    Semua langkah bersifat sekuensial, artinya harus dilakukan urut untuk menghasilkan minuman yang benar dan enak.

  4. Penutup
    Berisi saran penggunaan atau cara terbaik mengonsumsi hasil akhir:
    “Agar berkhasiat, minumlah Kucure ini dalam keadaan hangat.”


B. Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur

  1. Verba Material (kata kerja tindakan)
    Menggambarkan tindakan nyata yang harus dilakukan.
    Contoh: siapkan, kupas, cuci, haluskan, rebus, aduk, saring, sajikan.

  2. Verba Imperatif (kata kerja perintah)
    Bentuk perintah yang mengarahkan pembaca melakukan sesuatu.
    Contoh: Siapkan bahan-bahan, Kupas dan cuci bersih, Haluskan kunyit, Rebus air, Saring rebusan.

  3. Konjungsi Temporal (penanda urutan waktu atau langkah)
    Tidak selalu eksplisit, namun muncul dalam bentuk urutan angka dan kata sambung kegiatan.
    Contoh: lalu, bersama, hingga, dalam keadaan hangat.

  4. Kata Keterangan Cara dan Tujuan
    Menjelaskan bagaimana dan untuk apa langkah dilakukan.
    Contoh: hingga mendidih, secukupnya, dalam keadaan hangat, agar berkhasiat.

  5. Kalimat Instruksional
    Kalimat yang fokus pada proses, bukan pelaku.
    Subjek “Anda” tidak disebutkan, tetapi dipahami bahwa pembaca melakukan perintah tersebut.
    Contoh: Rebus air bersama bahan…, Saring rebusan….

  6. Penggunaan Bahan Spesifik
    Menyebutkan objek secara rinci agar pembaca memahami kebutuhan resep.
    Contoh: 2 ruas kunyit, gula aren secukupnya, 3 gelas air.



TEKS PROSEDUR - CONTOH "MEMASAK SAYURAN YANG SEHAT"

 * CONTOH 1

Memasak Sayuran yang Sehat

Tujuan

Memberikan langkah-langkah untuk memasak sayuran agar tetap bergizi, segar, dan aman dikonsumsi.

Alat dan Bahan

  • Sayuran segar (bayam, wortel, buncis, atau lainnya)

  • Air bersih

  • Panci atau wajan

  • Pisau dan talenan

  • Garam secukupnya

  • Minyak zaitun atau sedikit minyak goreng (opsional)

Langkah-Langkah

  1. Pilih sayuran yang masih segar.
    Pastikan warna sayuran cerah dan tidak layu agar kandungan vitaminnya tetap baik.

  2. Cuci sayuran hingga bersih.
    Bilas sayuran di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan sisa pestisida.

  3. Potong sayuran sesuai kebutuhan.
    Sesuaikan ukuran potongan agar sayuran matang secara merata.

  4. Panaskan air di dalam panci.
    Rebus air hingga mendidih sebelum memasukkan sayuran.

  5. Masukkan sayuran ke dalam air mendidih.
    Rebus selama 2–5 menit, tergantung jenis sayur, agar tekstur tetap renyah dan nutrisi tidak hilang.

  6. Tambahkan sedikit garam.
    Garam memberi rasa tetapi jangan terlalu banyak agar tetap sehat.

  7. Tiriskan sayuran.
    Angkat sayuran setelah matang dan tiriskan untuk menghilangkan sisa air.

  8. Sajikan atau tumis ringan (opsional).
    Jika ingin ditumis, gunakan sedikit minyak agar tetap sehat.

Penutup

Dengan langkah-langkah ini, sayuran dapat dimasak dengan benar sehingga tetap lezat dan kaya nutrisi untuk menunjang kesehatan tubuh.



TEKS EKSPLANASI - CONTOH "TERJADINYA HUJAN" DAN "TERJADINYA BANJIR"

 TEKS EKSPLANASI

Contoh 1:

Terjadinya Hujan

Pernyataan Umum

Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi yang terjadi ketika uap air di atmosfer mengalami pendinginan dan berubah menjadi titik-titik air. Fenomena ini menjadi bagian penting dalam siklus air yang berperan menjaga keseimbangan ekosistem di bumi.

Deretan Penjelas

Proses terjadinya hujan dimulai ketika panas matahari memanaskan permukaan bumi, terutama air laut, danau, dan sungai. Panas tersebut menyebabkan air menguap dan berubah menjadi uap air yang kemudian naik ke lapisan atmosfer.

Ketika uap air mencapai ketinggian tertentu yang memiliki suhu lebih rendah, proses kondensasi pun terjadi. Uap air berubah menjadi titik-titik air kecil dan berkumpul membentuk awan. Seiring waktu, awan menjadi semakin tebal karena kandungan air di dalamnya terus bertambah.

Saat awan tidak mampu lagi menampung titik-titik air tersebut, gaya gravitasi bumi menariknya kembali ke permukaan dalam bentuk butir-butir hujan. Intensitas hujan dapat berbeda-beda, bergantung pada jumlah uap air, kondisi atmosfer, dan dinamika angin.

Interpretasi / Penutup

Hujan tidak hanya menjadi bagian penting dari siklus air, tetapi juga memiliki peran besar dalam kehidupan manusia, seperti memenuhi kebutuhan air, menyuburkan tanaman, serta menjaga keseimbangan lingkungan. Dengan memahami proses terjadinya hujan, kita dapat lebih menghargai fenomena alam yang tampak sederhana, tetapi sangat vital bagi keberlangsungan hidup di bumi.


TEKS BERITA CONTOH

 1. TEKS BERITA CONTOH 

Siswa SMA Negeri 3 Sampang Ukir Prestasi di Bidang Akademik dan Nonakademik

SAMPANG (15/11) SMA Negeri 3 Sampang kembali menorehkan prestasi gemilang. Dalam ajang Olimpiade Sains Kabupaten, Rafiatul Adawiyah dari kelas XI MIPA berhasil meraih juara I bidang Kimia. Di bidang nonakademik, tim futsal sekolah ini juga berhasil menjuarai Turnamen Futsal Pelajar se-Madura setelah mengalahkan SMA Negeri 1 Pamekasan di partai final. Kepala SMA Negeri 3 Sampang, Bapak Hadi Sutrisno, menyampaikan rasa bangga atas semangat dan kerja keras para siswa yang berhasil membawa nama baik sekolah di dua bidang berbeda. 

2. TEKS BERITA CONTOH

Siswa SMA Negeri 3 Sampang Raih Prestasi di OSN 2025

Sampang, Mei 2025 — Dua siswa SMA Negeri 3 Sampang kembali menorehkan prestasi gemilang pada ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat kabupaten. Desy Ratnasari, siswi kelas XI MIPA, berhasil meraih juara pertama bidang Biologi, sedangkan Paramita Rusady memperoleh juara kedua bidang Kimia. Kepala SMA Negeri 3 Sampang, Bapak Ahmad Saifuddin, menyampaikan kebanggaannya atas capaian tersebut. Menurutnya, prestasi ini merupakan bukti nyata semangat belajar dan dedikasi tinggi siswa dalam bidang akademik. Ia juga berharap keberhasilan ini dapat menginspirasi siswa lain untuk terus berjuang dan mengembangkan potensi di bidang sains.

TEKS DESKRIPSI "ALUN-ALUN SAMPANG"

 

Alun-Alun Sampang

Alun-Alun Sampang merupakan ruang publik yang terletak di pusat kota dan menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Sampang. Di bagian depan, alun-alun ini menghadap langsung ke jalan raya utama sehingga mudah diakses oleh siapa pun yang melintas. Tepat di sisi depan pula berdiri dua patung kerapang sapi yang gagah, menjadi ikon khas Madura yang menegaskan identitas budaya daerah tersebut. Patung-patung itu tampak kokoh dan artistik sehingga sering menjadi titik favorit untuk berfoto bagi warga maupun pengunjung.

Di sekeliling alun-alun, pepohonan tumbuh berjajar rapi. Meski tidak terlalu lebat, keberadaan pohon-pohon ini menghadirkan suasana teduh dan segar, membuat area alun-alun tetap nyaman untuk dijadikan tempat bersantai. Dari arah utara memutari kawasan hingga ke arah barat, berdiri berbagai bangunan penting milik pemerintah daerah. Kantor-kantor dinas pemerintah berderet dengan tata ruang yang teratur, diikuti oleh gedung olahraga (GOR) yang sering digunakan untuk kegiatan masyarakat, serta bangunan Dekranasda yang menampilkan berbagai produk kerajinan khas Sampang.

Masih dalam lingkaran yang sama, terdapat SD Negeri Gunung Sekar 1 dan markas Kodim yang berdampingan dengan ruang publik tersebut. Tidak jauh dari sana, tampak Masjid  yang indah. Tepat di sisi baratnya terdapat Pendopo Kabupaten Sampang yang menjadi simbol pemerintahan dan sering digunakan untuk berbagai acara resmi. Tepat di sisi barat pendopo, berdiri SMP Negeri 1 Sampang yang turut menghidupkan suasana kota dengan aktivitas para siswanya. Di sisi lain, Kantor DPRD Kabupaten Sampang terlihat berdiri kokoh, mengelilingi area alun-alun bersama fasilitas GOR lainnya.

Secara keseluruhan, Alun-Alun Sampang bukan hanya menjadi ruang terbuka hijau, tetapi juga pusat aktivitas masyarakat yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan penting. Suasana yang teduh, ikon budaya yang khas, serta lingkungan yang tertata rapi menjadikan alun-alun ini sebagai salah satu lokasi paling representatif untuk merasakan denyut kehidupan Kota Sampang.


TEKS DESKRIPSI "PANTAI CAMPLONG"

 TEKS DESKRIPSI

Pantai Camplong

Pantai Camplong yang terletak di Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, merupakan salah satu destinasi wisata yang menawarkan suasana tenang dan alami. Hamparan pasirnya yang berwarna kecokelatan berpadu dengan ombak laut yang lembut, menciptakan pemandangan yang menenangkan bagi setiap pengunjung. Di sepanjang garis pantai, deretan pohon bakau tumbuh hijau dan rindang, memberikan kesan sejuk serta menjadi latar alami yang menambah keasrian tempat ini.

Tidak jauh dari bibir pantai, para pedagang lokal menjajakan rujak buah segar dan minuman dingin yang menggugah selera, menjadi teman yang pas saat menikmati hembusan angin laut. Pengunjung juga dapat duduk santai di kursi-kursi bambu yang disediakan di beberapa titik, tempat yang nyaman untuk memandangi laut lepas atau sekadar melepas penat.

Di bagian dekat pintu masuk, terdapat deretan kios oleh-oleh yang menjual berbagai cendera mata khas Madura, mulai dari kerajinan tangan hingga makanan tradisional. Keseluruhan suasana Pantai Camplong menghadirkan pengalaman beristirahat yang menyenangkan, sekaligus kesempatan untuk menikmati keindahan alam yang sederhana namun memikat.


TEKS EKSPLANASI 2

 TEKS EKSPLANASI 

Proses Terjadinya Tawuran Pelajar

Tawuran pelajar merupakan sebuah fenomena sosial yang terjadi ketika sekelompok siswa dari dua sekolah atau lebih terlibat dalam tindakan kekerasan secara massal. Peristiwa ini biasanya diawali oleh munculnya konflik kecil, seperti saling ejek di media sosial, persaingan antarsekolah, atau kesalahpahaman antarindividu. Konflik yang semula bersifat personal kemudian menyebar melalui percakapan di grup pertemanan sehingga menimbulkan rasa solidaritas berlebihan dan dorongan untuk membela kelompok masing-masing.

Proses tawuran semakin berkembang ketika ajakan berkumpul mulai disebarkan. Para pelajar yang terlibat biasanya menentukan waktu dan lokasi tertentu, seperti jalan raya atau kawasan perbatasan antarsekolah. Pada tahap ini, emosi remaja yang masih labil, kurangnya kontrol diri, serta sikap impulsif membuat mereka mudah terbawa ajakan teman sebaya. Selain itu, minimnya pengawasan orang tua dan lemahnya komunikasi di lingkungan sekolah turut memperbesar kemungkinan terjadinya bentrokan.

Ketika kedua kelompok bertemu di lokasi yang disepakati, konflik meningkat menjadi tindakan kekerasan fisik. Beberapa pelajar bahkan membawa benda yang dapat membahayakan diri maupun orang lain. Tawuran biasanya berakhir ketika aparat keamanan datang atau salah satu kelompok memilih mundur. Setelah peristiwa terjadi, dampaknya dapat meluas, seperti cedera, kerusakan fasilitas umum, hingga terganggunya aktivitas belajar. Oleh karena itu, pemahaman tentang proses terjadinya tawuran penting untuk mendorong upaya pencegahan sejak dini.

24-11-2025

Jumat, 21 November 2025

Esai Reflektif: Manusia 2000-an

 

Esai Reflektif: Manusia 2020-an

Semudah Itukah Berpaling dari Lawan Bicara karena Gawai?

Oleh : Srisa 

Di tahun 2020-an  ini, saya semakin sering memperhatikan sebuah pemandangan yang dulu terasa janggal, tetapi kini menjadi begitu biasa: orang-orang yang duduk berhadapan, keberadaan dalam rapat atau yang lainnya, namun pikirannya tidak saling terhubung; tangan mereka asik men-scroll layar, sementara percakapan di dunia nyata perlahan menguap. Saya pun bertanya dalam hati, “Sesederhana itukah kita berpaling dari lawan bicara hanya karena gawai?” Anehnya, jawaban yang muncul sering kali membuat saya tidak nyaman: ya, tampaknya semudah itu.

Tanpa disadari, gawai telah mengubah cara kita hadir dalam kehidupan sehari-hari. Dulu, menatap mata lawan bicara adalah wujud penghargaan, perhatian, dan kehadiran penuh. Sekarang, dering notifikasi atau cahaya kecil yang berkedip seolah memiliki kekuatan lebih besar daripada manusia yang duduk tepat di depan kita. Lebih menyedihkan lagi ketika saya menyadari bahwa saya pun terkadang melakukan hal yang sama, mengutamakan layar daripada percakapan yang seharusnya saya hargai. Ketika menyadari hal itu, selalu terpatri di benak, "Jangan lakukan lagi, kita harus meminta izin berpaling ke gawai!". Pada momen itu, saya melihat betapa rapuhnya fokus manusia modern dan betapa mudahnya hati kita beralih pada hal-hal yang serba cepat namun dangkal.

Saya sering merenungkan apa yang sebenarnya hilang ketika kita terlalu bergantung pada gawai. Sebuah percakapan yang seharusnya hangat berubah menjadi setengah hati. Senyum yang tulus tergantikan oleh emoji. Kepekaan terhadap ekspresi, gerak tubuh, dan intonasi lawan bicara memudar karena kita sibuk melihat dunia lain yang lebih “menghibur”. Kita menjadi manusia yang hadir secara fisik tetapi absen secara emosional. Dan ketika kebiasaan itu menjadi lumrah, hubungan menjadi rapuh, kedekatan berjarak, dan makna kehadiran perlahan memudar. Basa-basi tak terelakkan. 

Padahal, dalam satu percakapan yang sungguh-sungguh, selalu ada sesuatu yang berharga: pelajaran, rasa empati, atau sekadar kehangatan manusiawi yang tidak bisa diberikan oleh layar sebesar apa pun. Namun, manusia 2020-an tampaknya mulai lupa bahwa berbicara bukan hanya tentang kata-kata, melainkan juga tentang perhatian. Jika perhatian kita terbelah, hubungan pun ikut terbelah.

Pada akhirnya, saya merasa bahwa berpaling dari lawan bicara karena gawai bukanlah masalah teknologi, melainkan masalah pilihan. Kita memilih untuk tidak benar-benar hadir. Kita memilih kenyamanan instan dibandingkan kedalaman hubungan. Kita memilih layar yang memancarkan cahaya, padahal manusia di depan kita membawa cahaya yang jauh lebih nyata.

Kini saya sadar, untuk kembali menjadi manusia yang utuh, saya harus melatih diri untuk hadir penuh, menundukkan gawai ketika ada yang sedang berbicara, memberi ruang bagi percakapan, dan menghargai kehadiran orang lain. Sebab di tengah dunia yang semakin sibuk dan bising, kemampuan untuk benar-benar mendengarkan mungkin adalah bentuk cinta dan kepedulian yang paling sederhana, tetapi paling penting.

22-11-2025; 03:38 WIB 

Esai Reflektif: Sesulit Itukah Membiasakan Lingkungan Bersih?

 

Esai Reflektif: Sesulit Itukah Membiasakan Lingkungan Bersih?

Oleh : Srisa

Pertanyaan “Sesulit itukah membiasakan lingkungan bersih?” sering muncul di benak saya setiap kali melihat sampah berserakan di tempat-tempat yang sebenarnya telah disediakan fasilitas kebersihan. Dalam banyak kesempatan, saya menyaksikan betapa mudahnya seseorang membuka bungkus makanan, tetapi betapa sulitnya ia menutup kembali rasa malas untuk berjalan beberapa langkah menuju tempat sampah. Atau, masukkan saku baju kalau hanya sekadar bungkus permen. Padahal, menjaga kebersihan bukanlah pekerjaan berat yang membutuhkan tenaga besar atau kemampuan khusus. Ia hanya membutuhkan kemauan dan kesadaran. Namun ironisnya, justru dua hal sederhana inilah yang paling sering hilang.

Saat merenungkan persoalan ini, saya menyadari bahwa kebiasaan menjaga kebersihan tidak semata-mata persoalan perilaku, melainkan persoalan karakter. Sejak kecil mungkin kita telah diajarkan untuk hidup bersih, tetapi tanpa keteladanan dan konsistensi, nilai itu mudah pudar. Banyak orang hanya menjaga kebersihan ketika diawasi atau ketika ada sanksi. Tetapi begitu pengawasan hilang, kebiasaan buruk kembali muncul. Ini membuat saya berpikir: mungkin yang sulit bukan menjaga kebersihan, melainkan membangun kesadaran bahwa setiap tindakan kecil kita berdampak pada orang lain.

Saya juga menyadari bahwa lingkungan bersih tidak bisa tercipta dari satu pihak saja. Sebersih apa pun kita mencoba merawat suatu tempat, hasilnya akan sia-sia jika orang lain tidak melakukan hal yang sama. Karena itu, kebersihan adalah kerja bersama, bukan hanya tugas petugas kebersihan, bukan hanya kewajiban sekolah atau pemerintah, tetapi tanggung jawab semua individu. Saat lingkungan tetap kotor meskipun fasilitas sudah disiapkan, saya menyadari bahwa masalah terbesarnya bukan kurangnya sarana, melainkan kurangnya kepedulian.

Pada akhirnya, saya menyimpulkan bahwa membiasakan lingkungan bersih memang akan terasa sulit jika kita terus melihatnya sebagai beban. Tetapi jika kita memahaminya sebagai bentuk penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain, kebiasaan itu perlahan menjadi bagian dari kehidupan. Saya percaya bahwa perubahan besar selalu dimulai dari tindakan kecil, mengambil sampah yang bukan milik kita, merapikan ruang yang kita pakai, dan memilih untuk bertanggung jawab meski tidak ada yang melihat. Mungkin di situlah jawabannya: bukan sulit, tetapi kita sendiri yang sering kali belum sungguh-sungguh ingin melakukannya.                                                                 

22-11-2025; 03:20 WIB

Esai : Kurangnya Kepekaan Lingkungan Para Gen Z

 

Esai Reflektif : Kurangnya Kepekaan Lingkungan Para Gen Z

Oleh : Srisa 

Generasi  Z sering dipuji sebagai generasi yang paling melek teknologi, paling cepat beradaptasi, dan paling vokal menyuarakan isu sosial. Namun di balik citra progresif itu, terdapat kenyataan yang mulai mengemuka: kepekaan mereka terhadap lingkungan justru belum sekuat yang digambarkan. Ironisnya, kelompok yang paling akrab dengan wacana perubahan iklim di media sosial ini sering kali masih abai dalam praktik sehari-hari. Sampah plastik dari kopi kekinian, makanan cepat saji, hingga kemasan produk viral kerap ditemui berserakan di ruang publik yang banyak dihuni oleh Gen Z, termasuk sekolah dan kampus. Fenomena ini memperlihatkan adanya jurang antara kesadaran digital dan perilaku nyata di lapangan.

Kurangnya kepekaan lingkungan pada Gen Z bukan semata karena mereka tidak peduli, melainkan karena gaya hidup yang serbapraktis membuat mereka kurang memikirkan konsekuensi jangka panjang. Terlalu mudahnya mengakses segala kebutuhan melalui aplikasi mendorong konsumsi berlebihan dan sampah yang menumpuk tanpa disadari. Selain itu, sebagian Gen Z merasa bahwa isu lingkungan adalah tanggung jawab pemerintah atau lembaga besar, bukan individu. Sikap ini menunjukkan lemahnya pemahaman bahwa perubahan ekologis dimulai dari tindakan kecil: mengurangi sampah, menggunakan barang pakai ulang, atau sekadar membuang sampah pada tempatnya. Ketidakselarasan ini mencerminkan kurangnya internalisasi nilai kepedulian lingkungan sebagai bagian dari identitas pribadi.

Pendidikan lingkungan sebenarnya sudah sering digaungkan, namun belum benar-benar menyentuh aspek karakter. Sekolah, komunitas, dan keluarga memiliki peran penting untuk menyuntikkan kesadaran ekologis yang tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga membentuk kebiasaan. Keteladanan orang dewasa dan konsistensi aturan menjadi kunci agar Gen Z tidak hanya berpengetahuan, tetapi juga berperilaku ramah lingkungan. Tanpa pembiasaan konkret, pembicaraan mengenai bumi hanya akan menjadi tren sesaat yang hilang di balik hiruk pikuk konten digital.

Kini saatnya Gen Z menegaskan perannya sebagai generasi perubahan, bukan hanya generasi yang pandai berkomentar di media sosial. Kepekaan lingkungan harus diwujudkan melalui tindakan nyata yang dimulai dari diri sendiri. Bumi tidak membutuhkan aktivis daring yang hanya pandai berbicara; bumi membutuhkan generasi yang benar-benar peduli, konsisten, dan mampu mengubah kebiasaan buruk menjadi gaya hidup yang berkelanjutan. Jika Gen Z mampu menjembatani kesenjangan antara kesadaran digital dan tindakan nyata, maka mereka bukan sekadar pewaris masa depan, tetapi penentu keberlanjutan kehidupan.                                                                                    

22-11-2025; 03:15 WIB

Minggu, 09 November 2025

Cerita Mini : Mimpi Ali

 Cerita Mini 




Mimpi Ali

Karya Srisa

Di sebuah kampung kecil di Kota Sedi, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Ali, siswa kelas XI di sebuah SMA Negeri. Setiap pagi, ia berangkat sekolah membawa bekal seadanya dari ibunya. Bila ibunya sedang tidak punya uang, Ali berjalan kaki sejauh hampir satu kilometer menuju sekolah. Meski begitu, ia tetap berangkat dengan semangat.

“Ali, sarapannya jangan lupa!” seru ibunya dari dapur.
Ali tersenyum kecil. “Iya, Bu. Tapi uang saku hari ini…?” tanyanya ragu.
Ibunya menatap wajah anaknya dengan lembut. “Maaf ya, Nak. Ibu belum ada uang. Nanti kalau Ibu dapat upah, Ibu kasih.”
Ali mengangguk. “Nggak apa-apa, Bu. Ali jalan kaki saja.”

Di sekolah, Ali belajar sungguh-sungguh. Ia tahu, hanya pendidikan yang bisa mengubah nasibnya. Namun, kelelahan sering membuatnya hampir menyerah. Sepulang sekolah, ia berharap bisa beristirahat sebentar. Tapi hari itu, baru saja ia sampai di rumah, suara ibunya memecah keheningan.

“Ali, cuci peralatan dapur itu, ya! Piring, gelas, sendok, panci, semua!”
Ali memandang tumpukan cucian itu dengan lesu. “Bu… Ali baru pulang sekolah. Capek, Bu. Boleh nanti saja?”
Ibunya berbalik dengan wajah serius. “Kalau kamu tidak mau membantu, lebih baik kamu keluar saja dari rumah ini!”
Ali terdiam. Hatinya perih, tapi ia tahu ibunya tidak benar-benar bermaksud jahat.
“Iya, Bu,” jawabnya pelan. Ia pun mencuci piring-piring itu dengan sabar. Air sabun yang dingin membuat tangannya menggigil, tapi di dalam hati, ia berjanji untuk tetap kuat.

Malamnya, saat makan bersama, suasana hening sejenak.
“Bu…” kata Ali pelan.
“Ya, Nak?”
“Ali mau jadi perawat nanti. Ali pengin bantu orang sakit, juga pengin bangun rumah buat Ibu.”
Ibunya tersenyum, matanya berkaca-kaca. “Ibu bangga sama kamu, Nak. Tapi kuliah itu butuh biaya besar. Kamu yakin bisa?”
Ali mengangguk mantap. “Ali bakal cari beasiswa, Bu. Ada Politeknik Negeri Madura, jurusan keperawatan. Dekat dari sini.”
“Kalau itu memang jalanmu, Ibu akan doakan,” kata ibunya lirih. “Ibu cuma minta kamu jangan pernah menyerah.”

Sejak malam itu, Ali belajar semakin tekun. Ia sering meminjam buku dari perpustakaan sekolah, membaca di bawah cahaya lampu minyak kecil di kamarnya yang sederhana. Kadang, ia merasa lelah, tapi setiap kali melihat wajah ibunya yang sabar, semangatnya tumbuh kembali.

Suatu sore, ketika matahari hampir tenggelam, Ali duduk di beranda rumah, menatap langit jingga.
“Bu, Ali janji suatu hari nanti Ibu nggak perlu kerja keras lagi,” katanya sambil tersenyum.
Ibunya membalas dengan senyum lembut. “Ibu percaya, Nak. Allah pasti dengar doa anak yang berbakti.”

Ali menatap jauh ke arah barat. Di hatinya tumbuh keyakinan bahwa doa, kerja keras, dan cinta seorang ibu adalah jalan menuju masa depan yang ia impikan.

Jumat, 07 November 2025

Cerita Mini : Tom Jeri

 

Salah Paham Bu Tom Jerri

Blok Melati sebenarnya dikenal sebagai lingkungan yang rukun dan tenang. Para warganya saling membantu, terutama ketika ada acara pengajian, lamaran, atau peringatan Maulid Nabi. Namun, suasana mulai berubah sejak kedatangan penghuni baru bernama Bu Tom Jerri, perempuan berusia sekitar tiga puluh lima tahun yang baru pindah bersama suaminya, Pak Tom Jerri.

Suatu sore, Abah Soto, tetangga yang dikenal suka membawa kabar, datang berkunjung ke rumah Bu Tom Jerri sambil membawa sekantong gorengan.
“Bu Tom,” katanya pelan, “saya cuma mau kasih tahu, tadi saya dengar suaminya Bu Rere ngomong di warung. Katanya, saya jangan terlalu dekat sama Pak Tom. Takutnya… nanti ikut terseret kasus lama.”
“Kasus lama? Maksud Abah apa?” tanya Bu Tom Jerri, matanya langsung membulat.
“Ya itu, katanya dulu Pak Tom sempat... eh, ya, urusan korupsi gitu,” jawab Abah Soto setengah berbisik.

Wajah Bu Tom Jerri langsung memerah. Ia menatap tajam ke arah Abah Soto.
“Berani-beraninya mereka menjelek-jelekkan suami saya! Saya tidak terima, Bah!” serunya dengan nada tinggi.

Tanpa pikir panjang, Bu Tom Jerri melangkah cepat menuju rumah Bu Rere. Sesampainya di sana, ia langsung memanggil dengan suara lantang,
“Bu Rere! Keluar! Saya mau bicara!”

Bu Rere yang sedang menyapu halaman keluar dengan wajah bingung.
“Ada apa, Bu Tom?” tanyanya pelan.
“Suami Ibu menuduh suami saya korupsi dan menyebarkan cerita ke mana-mana! Apa maksudnya itu?” kata Bu Tom Jerri sambil menatap tajam.

Bu Rere terkejut. “Astaga, Bu! Suami saya tidak pernah bilang begitu. Kami bahkan tidak pernah membicarakan keluarga Ibu.”
“Ah, jangan pura-pura! Saya sudah tahu dari Abah Soto!” bentak Bu Tom Jerri.

Suasana menjadi tegang. Beberapa tetangga mulai keluar melihat keributan itu. Bu Rere hanya bisa menunduk, menahan air mata.
“Kalau Ibu tidak percaya, silakan tanya sendiri pada suami saya,” katanya lirih.

Namun, Bu Tom Jerri sudah terlanjur terbakar amarah. Ia pulang dengan langkah berat sambil menggerutu.
Sejak hari itu, hubungan mereka menjadi dingin. Setiap kali Bu Rere lewat dan menyapa dengan sopan, Bu Tom Jerri hanya melirik sinis. Kadang bibirnya menceng-menceng, seolah menahan kata-kata pedas.

Tidak berhenti di situ, dalam setiap acara pengajian atau pertemuan ibu-ibu di blok itu, Bu Tom Jerri kerap berkata dengan nada menyindir,
“Kalau kumpul sama Bu Rere, hati-hati, ya. Suka ngomongin orang!”
Padahal, semua tahu bahwa Bu Rere tidak pernah menjelekkan siapa pun selama puluhan tahun tinggal di sana.

Lama-kelamaan, warga mulai sadar siapa sebenarnya yang sering menebar tuduhan tanpa bukti. Mereka mulai menjaga jarak dari Bu Tom Jerri.
Di beranda rumahnya yang kini sepi, Bu Tom Jerri sering terlihat termenung. Mungkin ia mulai menyadari bahwa amarah dan prasangka telah merusak hubungan yang seharusnya bisa menjadi awal persahabatan.

Dari kejadian itu, warga Blok Melati belajar bahwa gosip dan salah paham bisa menghancurkan kedamaian yang dibangun dengan susah payah selama bertahun-tahun.

 8-11-2025; 10:25 

 

KARYA ILMIAHKU: MAKALAH "BAPAK TULUS"

  MAKALAH BAHASA INDONESIA MENGEMBANGKAN APRESIASI PROSA BERTEMA KEHIDUPAN     Disusun oleh: Nama                               ...