Esai Reflektif: Sesulit Itukah Membiasakan Lingkungan Bersih?
Pertanyaan “Sesulit itukah membiasakan lingkungan bersih?” sering muncul di benak saya setiap kali melihat sampah berserakan di tempat-tempat yang sebenarnya telah disediakan fasilitas kebersihan. Dalam banyak kesempatan, saya menyaksikan betapa mudahnya seseorang membuka bungkus makanan, tetapi betapa sulitnya ia menutup kembali rasa malas untuk berjalan beberapa langkah menuju tempat sampah. Atau, masukkan saku baju kalau hanya sekadar bungkus permen. Padahal, menjaga kebersihan bukanlah pekerjaan berat yang membutuhkan tenaga besar atau kemampuan khusus. Ia hanya membutuhkan kemauan dan kesadaran. Namun ironisnya, justru dua hal sederhana inilah yang paling sering hilang.
Saat merenungkan persoalan ini, saya menyadari bahwa kebiasaan menjaga kebersihan tidak semata-mata persoalan perilaku, melainkan persoalan karakter. Sejak kecil mungkin kita telah diajarkan untuk hidup bersih, tetapi tanpa keteladanan dan konsistensi, nilai itu mudah pudar. Banyak orang hanya menjaga kebersihan ketika diawasi atau ketika ada sanksi. Tetapi begitu pengawasan hilang, kebiasaan buruk kembali muncul. Ini membuat saya berpikir: mungkin yang sulit bukan menjaga kebersihan, melainkan membangun kesadaran bahwa setiap tindakan kecil kita berdampak pada orang lain.
Saya juga menyadari bahwa lingkungan bersih tidak bisa tercipta dari satu pihak saja. Sebersih apa pun kita mencoba merawat suatu tempat, hasilnya akan sia-sia jika orang lain tidak melakukan hal yang sama. Karena itu, kebersihan adalah kerja bersama, bukan hanya tugas petugas kebersihan, bukan hanya kewajiban sekolah atau pemerintah, tetapi tanggung jawab semua individu. Saat lingkungan tetap kotor meskipun fasilitas sudah disiapkan, saya menyadari bahwa masalah terbesarnya bukan kurangnya sarana, melainkan kurangnya kepedulian.
Pada akhirnya, saya menyimpulkan bahwa membiasakan lingkungan bersih memang akan terasa sulit jika kita terus melihatnya sebagai beban. Tetapi jika kita memahaminya sebagai bentuk penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain, kebiasaan itu perlahan menjadi bagian dari kehidupan. Saya percaya bahwa perubahan besar selalu dimulai dari tindakan kecil, mengambil sampah yang bukan milik kita, merapikan ruang yang kita pakai, dan memilih untuk bertanggung jawab meski tidak ada yang melihat. Mungkin di situlah jawabannya: bukan sulit, tetapi kita sendiri yang sering kali belum sungguh-sungguh ingin melakukannya.
22-11-2025; 03:20 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar