Jumat, 21 November 2025

Esai : Kurangnya Kepekaan Lingkungan Para Gen Z

 

Esai Reflektif : Kurangnya Kepekaan Lingkungan Para Gen Z

Oleh : Srisa 

Generasi  Z sering dipuji sebagai generasi yang paling melek teknologi, paling cepat beradaptasi, dan paling vokal menyuarakan isu sosial. Namun di balik citra progresif itu, terdapat kenyataan yang mulai mengemuka: kepekaan mereka terhadap lingkungan justru belum sekuat yang digambarkan. Ironisnya, kelompok yang paling akrab dengan wacana perubahan iklim di media sosial ini sering kali masih abai dalam praktik sehari-hari. Sampah plastik dari kopi kekinian, makanan cepat saji, hingga kemasan produk viral kerap ditemui berserakan di ruang publik yang banyak dihuni oleh Gen Z, termasuk sekolah dan kampus. Fenomena ini memperlihatkan adanya jurang antara kesadaran digital dan perilaku nyata di lapangan.

Kurangnya kepekaan lingkungan pada Gen Z bukan semata karena mereka tidak peduli, melainkan karena gaya hidup yang serbapraktis membuat mereka kurang memikirkan konsekuensi jangka panjang. Terlalu mudahnya mengakses segala kebutuhan melalui aplikasi mendorong konsumsi berlebihan dan sampah yang menumpuk tanpa disadari. Selain itu, sebagian Gen Z merasa bahwa isu lingkungan adalah tanggung jawab pemerintah atau lembaga besar, bukan individu. Sikap ini menunjukkan lemahnya pemahaman bahwa perubahan ekologis dimulai dari tindakan kecil: mengurangi sampah, menggunakan barang pakai ulang, atau sekadar membuang sampah pada tempatnya. Ketidakselarasan ini mencerminkan kurangnya internalisasi nilai kepedulian lingkungan sebagai bagian dari identitas pribadi.

Pendidikan lingkungan sebenarnya sudah sering digaungkan, namun belum benar-benar menyentuh aspek karakter. Sekolah, komunitas, dan keluarga memiliki peran penting untuk menyuntikkan kesadaran ekologis yang tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga membentuk kebiasaan. Keteladanan orang dewasa dan konsistensi aturan menjadi kunci agar Gen Z tidak hanya berpengetahuan, tetapi juga berperilaku ramah lingkungan. Tanpa pembiasaan konkret, pembicaraan mengenai bumi hanya akan menjadi tren sesaat yang hilang di balik hiruk pikuk konten digital.

Kini saatnya Gen Z menegaskan perannya sebagai generasi perubahan, bukan hanya generasi yang pandai berkomentar di media sosial. Kepekaan lingkungan harus diwujudkan melalui tindakan nyata yang dimulai dari diri sendiri. Bumi tidak membutuhkan aktivis daring yang hanya pandai berbicara; bumi membutuhkan generasi yang benar-benar peduli, konsisten, dan mampu mengubah kebiasaan buruk menjadi gaya hidup yang berkelanjutan. Jika Gen Z mampu menjembatani kesenjangan antara kesadaran digital dan tindakan nyata, maka mereka bukan sekadar pewaris masa depan, tetapi penentu keberlanjutan kehidupan.                                                                                    

22-11-2025; 03:15 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA ILMIAHKU: MAKALAH "BAPAK TULUS"

  MAKALAH BAHASA INDONESIA MENGEMBANGKAN APRESIASI PROSA BERTEMA KEHIDUPAN     Disusun oleh: Nama                               ...