Contoh 2: TERJADINYA BANJIR
Terjadinya Banjir
Banjir biasanya terjadi karena curah hujan
yang tinggi, kurangnya daerah resapan air, dan penyumbatan saluran air akibat
sampah. Air yang tidak dapat meresap akhirnya meluap dan menutupi permukaan
tanah.
Ketika hujan turun dengan intensitas besar dalam
waktu singkat, air seharusnya meresap ke dalam tanah. Namun, di banyak wilayah,
permukaan tanah telah tertutup beton dan aspal sehingga proses penyerapan air
menjadi sangat terbatas. Hal ini menyebabkan volume air meningkat lebih cepat
daripada kemampuan tanah menampungnya. Selain itu, saluran air yang seharusnya
berfungsi mengalirkan air menuju sungai atau tempat pembuangan sering kali
tersumbat oleh sampah rumah tangga maupun sampah plastik. Tumpukan sampah ini
menghambat aliran air sehingga air meluap ke jalan, halaman rumah, hingga
permukiman warga. Tidak hanya itu, pendangkalan sungai akibat endapan lumpur juga
memperburuk situasi karena kapasitas sungai untuk menampung air menjadi berkurang.
Dampak banjir sangat merugikan. Aktivitas warga
terhambat, berbagai fasilitas umum rusak, dan lingkungan menjadi kotor. Oleh
karena itu, masyarakat perlu menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah
pada tempatnya, serta memperluas ruang terbuka hijau agar airdapat meresap
dengan lebih baik. Dengan langkah-langkah ini, risiko banjir dapat dikurangi.
I. Analisis Struktur Teks Eksplanasi
Struktur teks eksplanasi yang standar terdiri dari: Pernyataan Umum, Deretan Penjelas (Sebab-Akibat), dan Interpretasi (Simpulan).
1. Pernyataan Umum (Identifikasi Fenomena)
Bagian ini mengenalkan fenomena apa yang akan dibahas.
- Lokasi: Paragraf 1 (Kalimat pertama).
- Kutipan: "Banjir biasanya terjadi karena curah hujan yang tinggi, kurangnya daerah resapan air, dan penyumbatan saluran air akibat sampah."
- Analisis: Penulis langsung mendefinisikan pemicu utama banjir sebagai pengantar topik.
2. Deretan Penjelas (Rangkaian Kejadian)
Bagian inti yang menjelaskan proses terjadinya fenomena secara rinci (hubungan sebab-akibat).
- Proses 1: Berkurangnya Resapan Air (Paragraf 1)
- Kutipan: "Namun, di banyak wilayah, permukaan tanah telah tertutup beton dan aspal... Hal ini menyebabkan volume air meningkat..."
- Analisis: Menjelaskan mekanisme mengapa air tidak bisa masuk ke tanah (faktor beton/aspal).
- Proses 2: Penyumbatan dan Pendangkalan (Paragraf 2)
- Kutipan: "...saluran air... tersumbat oleh sampah... pendangkalan sungai akibat endapan lumpur..."
- Analisis: Menjelaskan bagaimana infrastruktur yang buruk dan sampah menyebabkan air meluap ke permukiman.
3. Interpretasi (Ulasan/Simpulan)
Bagian penutup yang berisi intisari, dampak, atau pernyataan tentang topik yang dibahas.
- Lokasi: Paragraf 3.
- Kutipan: "Dampak banjir sangat merugikan... Oleh karena itu, masyarakat perlu menjaga kebersihan..."
- Analisis: Penulis tidak hanya menjelaskan proses, tetapi juga memberikan akibat (kerugian) dan solusi persuasif (ajakan menjaga lingkungan) sebagai penutup.
II. Analisis Kaidah Kebahasaan
Teks eksplanasi memiliki ciri bahasa yang fokus pada hal-hal teknis dan hubungan logis.
1. Konjungsi Kausalitas (Sebab-Akibat)
Kata hubung yang menunjukkan hubungan sebab dan akibat adalah ciri paling dominan dalam teks eksplanasi.
- Kata: Karena, akibat, menyebabkan, sehingga, oleh karena itu.
- Contoh dalam teks:
- "...terjadi karena curah hujan..."
- "...akibat sampah."
- "Hal ini menyebabkan volume air meningkat..."
2. Konjungsi Kronologis (Waktu)
Kata hubung yang menunjukkan urutan waktu kejadian.
- Kata: Ketika, akhirnya.
- Contoh dalam teks: "Ketika hujan turun dengan intensitas besar..."
3. Istilah Teknis (Terminologi)
Penggunaan kata-kata yang sesuai dengan topik (lingkungan/geografi).
- Daftar kata: Curah hujan, daerah resapan air, intensitas, beton, aspal, volume air, pendangkalan, endapan lumpur, ruang terbuka hijau.
4. Kata Kerja Material dan Relasional
- Verba Material (Kata kerja tindakan fisik): Meluap, menutupi, meresap, mengalirkan, membuang.
- Verba Relasional (Menghubungkan subjek dan pelengkap): Adalah (tersirat pada definisi awal), menjadi (contoh: "...situasi menjadi berkurang").
5. Kalimat Pasif
Fokus pada kejadiannya, bukan pelakunya.
Contoh: "Permukaan tanah telah tertutup beton," "Saluran air... sering kali tersumbat."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar