Jumat, 07 November 2025

Cerita Mini : Tom Jeri

 

Salah Paham Bu Tom Jerri

Blok Melati sebenarnya dikenal sebagai lingkungan yang rukun dan tenang. Para warganya saling membantu, terutama ketika ada acara pengajian, lamaran, atau peringatan Maulid Nabi. Namun, suasana mulai berubah sejak kedatangan penghuni baru bernama Bu Tom Jerri, perempuan berusia sekitar tiga puluh lima tahun yang baru pindah bersama suaminya, Pak Tom Jerri.

Suatu sore, Abah Soto, tetangga yang dikenal suka membawa kabar, datang berkunjung ke rumah Bu Tom Jerri sambil membawa sekantong gorengan.
“Bu Tom,” katanya pelan, “saya cuma mau kasih tahu, tadi saya dengar suaminya Bu Rere ngomong di warung. Katanya, saya jangan terlalu dekat sama Pak Tom. Takutnya… nanti ikut terseret kasus lama.”
“Kasus lama? Maksud Abah apa?” tanya Bu Tom Jerri, matanya langsung membulat.
“Ya itu, katanya dulu Pak Tom sempat... eh, ya, urusan korupsi gitu,” jawab Abah Soto setengah berbisik.

Wajah Bu Tom Jerri langsung memerah. Ia menatap tajam ke arah Abah Soto.
“Berani-beraninya mereka menjelek-jelekkan suami saya! Saya tidak terima, Bah!” serunya dengan nada tinggi.

Tanpa pikir panjang, Bu Tom Jerri melangkah cepat menuju rumah Bu Rere. Sesampainya di sana, ia langsung memanggil dengan suara lantang,
“Bu Rere! Keluar! Saya mau bicara!”

Bu Rere yang sedang menyapu halaman keluar dengan wajah bingung.
“Ada apa, Bu Tom?” tanyanya pelan.
“Suami Ibu menuduh suami saya korupsi dan menyebarkan cerita ke mana-mana! Apa maksudnya itu?” kata Bu Tom Jerri sambil menatap tajam.

Bu Rere terkejut. “Astaga, Bu! Suami saya tidak pernah bilang begitu. Kami bahkan tidak pernah membicarakan keluarga Ibu.”
“Ah, jangan pura-pura! Saya sudah tahu dari Abah Soto!” bentak Bu Tom Jerri.

Suasana menjadi tegang. Beberapa tetangga mulai keluar melihat keributan itu. Bu Rere hanya bisa menunduk, menahan air mata.
“Kalau Ibu tidak percaya, silakan tanya sendiri pada suami saya,” katanya lirih.

Namun, Bu Tom Jerri sudah terlanjur terbakar amarah. Ia pulang dengan langkah berat sambil menggerutu.
Sejak hari itu, hubungan mereka menjadi dingin. Setiap kali Bu Rere lewat dan menyapa dengan sopan, Bu Tom Jerri hanya melirik sinis. Kadang bibirnya menceng-menceng, seolah menahan kata-kata pedas.

Tidak berhenti di situ, dalam setiap acara pengajian atau pertemuan ibu-ibu di blok itu, Bu Tom Jerri kerap berkata dengan nada menyindir,
“Kalau kumpul sama Bu Rere, hati-hati, ya. Suka ngomongin orang!”
Padahal, semua tahu bahwa Bu Rere tidak pernah menjelekkan siapa pun selama puluhan tahun tinggal di sana.

Lama-kelamaan, warga mulai sadar siapa sebenarnya yang sering menebar tuduhan tanpa bukti. Mereka mulai menjaga jarak dari Bu Tom Jerri.
Di beranda rumahnya yang kini sepi, Bu Tom Jerri sering terlihat termenung. Mungkin ia mulai menyadari bahwa amarah dan prasangka telah merusak hubungan yang seharusnya bisa menjadi awal persahabatan.

Dari kejadian itu, warga Blok Melati belajar bahwa gosip dan salah paham bisa menghancurkan kedamaian yang dibangun dengan susah payah selama bertahun-tahun.

 8-11-2025; 10:25 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA ILMIAHKU: MAKALAH "BAPAK TULUS"

  MAKALAH BAHASA INDONESIA MENGEMBANGKAN APRESIASI PROSA BERTEMA KEHIDUPAN     Disusun oleh: Nama                               ...