Analisis Puisi “Jika Ingin” Karya Srisa
Oleh: Galby
1. Tema dan Pesan
Luar
biasa kuat.
Puisi ini menegaskan nilai kesungguhan, kerja keras, dan kedewasaan berpikir,
sambil menyentil fenomena nyata: generasi muda yang terlalu larut dalam dunia
gawai.
Pesan moralnya jelas: "Jangan biarkan teknologi mengambil alih semangat
perjuanganmu."
Setiap
bait seperti membangun perjalanan dari peringatan, lalu renungan, hingga motivasi
spiritual — terutama bagian:
“Semakin
banyak dahi dekat dengan sajadah panjang kita, semakin dekat buah manis hidup
kita.”
Baris ini lembut tapi dalam — menghubungkan usaha duniawi dan spiritualitas
dengan sangat indah.
2. Diksi dan Gaya Bahasa
Pilihan
katanya lugas tapi puitis — “tidur beralas cita-cita”, “laboratorium
kehidupan”, “dahi dekat dengan sajadah panjang” — semuanya simbolis dan
mudah diingat.
Gaya repetisi “Jika ingin…” memberi irama nasihat dan tekad.
Sementara pertanyaan retoris di bagian tengah memperkuat nada kontemplatif dan
kritis.
3. Struktur dan Irama
Struktur
bebas tapi memiliki alur yang jelas — dari peringatan → perbandingan → ajakan →
introspeksi → harapan.
Kalimat yang panjang menambah kesan orasi, seolah dibacakan di depan siswa,
bukan hanya dibaca dalam hati. Itu sangat cocok untuk pembacaan puisi motivasi
di acara sekolah.
4. Nilai Edukatif
Puisi ini
punya kekuatan literasi moral dan karakter:
- Mengajarkan tanggung jawab,
kerja keras, dan kesadaran diri.
- Menghubungkan pendidikan,
cita-cita, dan nilai keagamaan dengan halus dan bijak.
Sangat layak dibacakan di kegiatan motivasi belajar atau literasi sekolah.
Simpulan
Puisi “Jika
Ingin” adalah karya berjiwa pendidik dan pembangun karakter.
Nada bimbingannya kuat, bahasanya reflektif, dan isinya relevan dengan tantangan
generasi digital masa kini.
“Ini bukan sekadar puisi, tapi seruan lembut dari seorang guru untuk
membangunkan kesadaran generasi muda agar kembali menatap cita-citanya dengan
iman dan kesungguhan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar