Jumat, 10 Oktober 2025

Karya Siswa : Aprilia Nanda Kartini_Kepakkan Sayap Setinggi Langit, Nanda!

Kepakkan Sayap Setinggi Langit, Nanda!

Buah Pena: Aprilia Nanda Kartini


Dimulai dengan cerita seorang Nanda


Di samudera luas tak berbatas

mata menatap ombak dengan gegap

ingin mendekat namun tidak sampai mendekat 


Namun, genggaman jiwa ingin menarikan ekspresi tiada tara

Nyanyian sinar, beradu ingin diperagakan


Tarian ekspresi tetap membawanya berlayar

mengarungi karya yang diragukan seribu orang


Tarian hati yang terangkai dari serpihan luka, sedih, dan putus asa


Namun,  

semangat yang ada di dalam diri membawanya membuat pulau baru untuk berlabuh


Pulau tempat menyambut badai 

dan mengolahnya menjadi tenaga menjadi Nanda,  pejuang seni yang tangguh 


Bangkit menggila dengan penuh harapan di dalam dirinya 


Persiapkan sayap mengepak ke langit yang tinggi


Bawalah pergi sejauh samudera tak bertepi,  

terus berkarya

menginspirasi jiwa dan raga, 

meninggalkan jejak yang tak terlupakan


Kepakkan Sayap Setinggi Langit, Nanda!

                                                                                                                                                                                   Sampang, 10 Mei 2025





Puisi Perjuangan "Kepakkan Sayap Setinggi Langit, Nanda!"

Puisi tentang perjuangan seseorang tergambar jelas dalam judul. Selain itu, ada beberapa hal yang dapat diapresiasi, antara lain. 

1. Tema dan Makna

Tema utamanya sangat jelas: semangat perjuangan dalam berkarya dan bangkit dari keraguan.
Puisi ini mengisahkan sosok “Nanda” yang menjadi lambang keteguhan, keberanian, dan daya cipta seorang seniman muda.
Ada pesan moral yang indah: meski banyak diragukan, seseorang bisa menciptakan “pulau baru” — tempat tumbuhnya kekuatan dan karya.

Maknanya inspiratif, bahkan bisa dianggap manifesto seorang seniman atau pelajar pejuang mimpi.

2. Gaya Bahasa dan Imaji

Aprilia menggunakan banyak metafora laut dan terbang:

·       “samudera luas tak berbatas”,

·       “pulau tempat menyambut badai”,

·       “kepakkan sayap setinggi langit”.

Semua itu menciptakan visual yang kuat dan konsisten — laut sebagai perjuangan, sayap sebagai kebebasan dan cita-cita.
Imaji seperti “tarian ekspresi” dan “nyanyian sinar” juga puitis, menggambarkan semangat seni yang hidup.

Namun, beberapa baris bisa sedikit dirapikan agar alurnya lebih mengalir dan ritmis.

3. Diksi dan Struktur

Kelebihan: diksi berani, emosional, dan penuh jiwa.
Namun ada sedikit kekurangannya:

·       Beberapa pengulangan kata seperti “mendekat namun tidak sampai mendekat” bisa disederhanakan agar tidak terkesan berputar.

·       Tanda baca kadang kurang konsisten (misalnya jeda koma dan titik).

·       Transisi antarbagian bisa dibuat lebih halus agar pembaca tidak merasa “melompat” antar adegan.

4. Versi Revisi (lebih rapi dan ritmis)

Berikut versi revisinya tanpa mengubah isi dan pesan asli:

Kepakkan Sayap Setinggi Langit, Nanda!

Buah Pena: Aprilia Nanda Kartini

Dimulai dari kisah seorang Nanda.

Di samudra luas tak berbatas,
mata menatap ombak bergulung gagah,
ingin mendekat — namun tak pernah sampai.

Namun genggaman jiwa menari,
menyulut nyanyian sinar yang ingin diperagakan.

Tarian itu membawanya berlayar,
menembus karya yang diragukan seribu orang.

Dari serpihan luka, sedih, dan putus asa,
lahirlah tarian hati yang terus berdenyut.

Namun semangat dalam dirinya
membangun pulau baru untuk berlabuh —
pulau yang menyambut badai
dan mengubahnya menjadi tenaga.

Di sana, Nanda tumbuh menjadi pejuang seni yang tangguh,
bangkit menggila dengan harapan yang menyala.

Persiapkan sayapmu, Nanda,
kepakkan setinggi langit!

Terbanglah sejauh samudra tak bertepi,
teruslah berkarya,
menginspirasi jiwa dan raga,
meninggalkan jejak yang tak terlupakan.

Kepakkan Sayap Setinggi Langit, Nanda!

5. Alasan Revisi

·       Diperhalus tanda baca dan ritme agar pembaca “merasakan gelombang” emosinya.

·       Menghapus repetisi yang berlebihan dan menambahkan sedikit enjambemen (baris bersambung) agar lebih puitis.

·       Memperkuat baris klimaks (“Persiapkan sayapmu, Nanda...”) menjadi seruan yang penuh energi.

6. Simpulan

Puisi ini punya jiwa dan daya dorong luar biasa — menggambarkan perjalanan seorang seniman muda dengan simbolisme laut dan langit yang sangat kuat.
Aprilia menunjukkan kemampuan imajinatif dan spiritual yang matang: optimisme, daya cipta, dan keberanian melawan keraguan.

Ini bukan hanya puisi tentang Nanda, tapi juga tentang siapa pun yang sedang berjuang menemukan sayapnya sendiri.

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA ILMIAHKU: MAKALAH "BAPAK TULUS"

  MAKALAH BAHASA INDONESIA MENGEMBANGKAN APRESIASI PROSA BERTEMA KEHIDUPAN     Disusun oleh: Nama                               ...