Cerita
Mini
Gadis di
Halte
Oleh
Srisa
Tahun 1992. Di depan Universitas
Maharaja, tepat di pinggir jalan raya yang ramai dilalui bus kota, berdirilah
sebuah halte kecil dengan bangku kayu panjang dan atap seng yang sudah
berkarat. Di sanalah setiap sore Rasi biasa duduk, menunggu seseorang yang amat
berarti baginya. Raka, kakak kelas dan sekaligus pacarnya dari Jurusan Teknik
Sipil di kampus yang sama.
Mereka memiliki kebiasaan
sederhana, setiap selesai berkuliah, Raka akan menjemput Rasi di halte, lalu mereka
berjalan pulang bersama menuju kos masing-masing yang letaknya berdekatan.
Tidak ada janji manis atau kata cinta berlebihan di antara mereka. Cukup
kebersamaan yang tenang, tawa kecil, dan cerita ringan di bawah langit sore.
Namun, pada suatu hari, semuanya
berubah. Hari itu, Raka terlambat datang. Sebagai Koordinator KKN di Fakultas,
ia harus mengikuti rapat persiapan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang mendadak
diadakan oleh fakultasnya. Zaman itu belum ada ponsel, belum ada pesan singkat
atau panggilan cepat untuk memberi kabar. Sementara di halte, Rasi menunggu
dengan cemas.
Jam demi jam berlalu. Matahari berganti senja, dan
senja berganti gelap. Beberapa orang mahasiswa sudah pulang, beberapa sopir bus
menawarkan tumpangan, bahkan ada lelaki iseng yang mencoba menggodanya. Namun
Rasi tetap diam, memeluk tasnya erat-erat, menatap jalan dengan mata
berkaca-kaca.
Dalam hati, ia merasa marah dan
kecewa. “Mengapa, Raka? Kau janji akan datang.” Air matanya jatuh satu per
satu. Ia tidak tahu bahwa di saat yang sama, Raka sedang berlari tergesa-gesa
menuju halte. Ia sadar sudah membuat kekasihnya menunggu terlalu lama.
Untuk mempersingkat waktu, Raka memilih jalan
pintas, sebuah gang kecil yang menghubungkan area kampus dengan jalan raya. Di
ujung gang itu, dua remaja mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi,
saling menyalip, tertawa keras. Tabrakan tak terelakkan dan mengenai tubuh Raka
dan terlempar, darah mengalir di jalan, dan dunia seakan berhenti sejenak.
Malam itu, Rasi tidak melihat
Raka datang. Ia akhirnya pulang dengan hati remuk, menyimpan kemarahan dan
kecewa yang tak sempat tersampaikan. Keesokan harinya, kabar duka itu datang:
Raka meninggal di perjalanan menuju rumah sakit. Dunia Rasi runtuh seketika.
Sejak hari itu, Rasi tidak pernah
lagi benar-benar pulih. Ia menyesal karena sempat marah, sempat menyimpan
kata-kata yang tak sempat diucapkan. Tahun berganti, orang tua Rasi pun
meninggal karena sakit, meninggalkannya seorang diri di kota itu. Namun ada
satu hal yang tak berubah, setiap sore ia masih datang ke halte yang sama.
Duduk diam, memandangi jalan raya yang kini lebih ramai.
Orang-orang yang lewat kadang
menatap iba. Mereka menyebutnya “gadis di halte”. Beberapa mahasiswa
baru Universitas Maharaja bahkan mengira ia bagian dari legenda kampus, hantu
perempuan bergaun putih yang menunggu kekasihnya yang tak pernah kembali.
Padahal, Rasi masih hidup. Hanya saja, hatinya sudah lama beku di tahun 1992.
Ia masih menatap setiap bus yang
lewat, seolah Raka akan turun dari salah satunya, tersenyum, dan berkata,
“Maaf, aku terlambat.” Tapi bus demi bus datang dan pergi tanpa membawa siapa
pun.
Malam turun. Lampu jalan menyala,
angin membawa aroma hujan. Rasi berdiri perlahan, menatap langit dan berbisik
pelan, “Raka, maafkan aku. Aku seharusnya tidak marah hari itu.” Air matanya
jatuh, menyatu dengan gerimis di aspal.
Di hatinya, masih ada cinta yang
tak pernah padam, cinta yang menunggu di halte tua, di antara kenangan dan
penyesalan. Tahun berganti tahun, bagi Rasi semua tetap di halte kampus
itu. Sampang,
20 Januari 2008.
Bahasa Indonesia: Jika bank Anda mengatakan tidak kepada Anda untuk pinjaman, ada tempat autentik di mana Anda bisa mendapatkan pinjaman asli. Saya ingin mendapatkan pinjaman lembaga yang saya temukan daring untuk semua saudara dan saudari Muslim yang mencari pinjaman cepat untuk menyelesaikan masalah yang diinginkan dengan cepat. Saya mendapat pinjaman sebesar Rp.700.000.000. dari ibu KARINA ROLAND LOAN COMPANY yang saya gunakan untuk merenovasi rumah sakit saya dan untuk melengkapi bisnis saya. Saya mendapat pinjaman dari mereka beberapa bulan yang lalu. Saya meminjam dari mereka karena ada banyak perusahaan pinjaman palsu daring. Saya juga memperkenalkan saudara laki-laki saya yang juga mendapat pinjaman sebesar Rp. 500.000.000 KARINA ROLAND LOAN COMPANY. Sebelum saya menghubungi mereka untuk pinjaman, saya juga melakukan banyak penelitian tentang mereka dan menemukan mereka benar-benar autentik. Mereka tidak seperti perusahaan pinjaman barat yang palsu. Jadi saya meminta pinjaman tanpa jaminan dengan mereka. Mereka memberikan pinjaman sesuai dengan hukum dan peraturan Islam. Tidak Diperlukan Jaminan. Tidak ada biaya tersembunyi. Mereka memberikan proses yang cepat dan sederhana. Namun, Anda harus bisa menyetujuinya. Anda juga harus membayar kembali pinjaman mereka tepat waktu. Saya ingin mengajak semua Muslim sejati maupun non-Muslim untuk menghubungi Ibu Karina melalui email atau WhatsApp: +15857083478 atau email (karinarolandloancompany@gmail.com). Anda juga dapat menghubungi saya untuk meminta saran melalui email (nurraysadiena@gmail.com).
BalasHapus